Angga Dwimas Sasongko sebut kunci menumbuhkan perfilman nasional

3 months ago 9

Jakarta (ANTARA) - Kebaruan genre dan tema memegang peranan krusial dalam pertumbuhan industri perfilman Indonesia, demikian diungkapkan seorang sineas terkemuka Angga Dwimas Sasongko dari Visinema Picture.

"Jangan semata mengejar 'box office'. Kebaruan itu yang penting," kata Angga saat ditemui di acara diskusi panel mengenai masa depan sinema Indonesia yang diinisiasi Motion Picture Association (MPA) bersama pemangku kepentingan perfilman nasional di Kebon Sirih, Jakarta, Rabu.

Turut hadir dalam diskusi itu, Direktur Film, Musik, dan Seni Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan Syaifullah Agam.

Baca juga: Angga Dwimas Sasongko umumkan proyek film aksi terbarunya di Cannes

Angga menjelaskan, penonton di mana pun selalu mencari hal baru dari yang diputar sinema. "Karena kan bayangin, kalau misalnya kita makan produk yang sama terus-menerus, kan kita pasti pingin diversifikasi," jelasnya.

Industri perfilman nasional saat ini sebetulnya baru tumbuh, menurut Angga. "Masih ada di 'early stage' dan yang dibutuhkan sekarang untuk memperkuat dan menumbuhkan industri ini adalah visi dari kita semua sebagai filmmaker, apa yang mau kita kasih ke penonton, apa yang pingin kita lihat terjadi di perfilman Indonesia lima sampai 10 tahun mendatang".

Untuk audiens global, cerita lokal Indonesia akan selalu menjadi sesuatu yang baru bagi mereka. Sementara itu, audiens lokal membutuhkan inovasi untuk tetap terhubung dengan jalan cerita.

Baca juga: Film "Heartbreak Motel" akan gunakan tiga format produksi

Karena itu, Angga percaya bahwa cerita bermuatan lokal dan inovasi dengan cerita tersebut adalah kunci yang dibutuhkan untuk membuka pintu peluang perfilman nasional menembus global.

"Jadi, inovatif sama percaya sama 'local story' kita. Kalau digabungin, kita jadi (punya film-film nasional berskala global)," tambahnya.

Angga menyampaikan Visinema hingga kini memiliki pencapaian distribusi internasional film "Jumbo" ke 30 negara, dan jumlah tersebut masih diusahakan terus bertambah, berpartner dengan agen penjualan internasional di Prancis, Magic Fair.

Baca juga: Bawa aktor terbaik, Visinema angkat "Heartbreak Motel" ke layar lebar

Menatap masa depan, Angga mengungkapkan proyek-proyek ambisius Visinema lainnya, termasuk film laga terbaru garapan Angga sebagai sutradara berjudul "Ratu Malaka" yang kemungkinan akan menggandeng partner dari Korea Selatan dan Amerika. Ia juga menyebut film "Panggil Aku Ayah," adaptasi lokal dari film Korea "Pawn".

Mengenai "Ratu Malaka", tantangan terbesar dalam genre film aksi itu adalah bagaimana membuat cerita fantasi yang seringkali "lebay" dapat diterima oleh penonton Indonesia yang cenderung menyukai cerita yang lebih relevan atau dekat dengan realitas mereka.

Baca juga: "Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang" tayang di Netflix mulai 1 Juni

Untuk itu, Angga bermaksud membangun dunia cerita yang berbeda, sehingga meskipun penonton sudah familier dengan debu, pencahayaan, dan latar lokasi yang serupa, tetap dapat menerima bahwa dunia dalam film "Ratu Malaka" berada di luar dunia nyata.

Dengan demikian, inovasi untuk film "Ratu Malaka" yang berlatar pesisir atau pelabuhan dengan sentuhan mistis itu dapat direalisasikan.

Baca juga: Fakta menarik di balik film "Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti"

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |