Jakarta (ANTARA) - Analis Macquarie Sekuritas Indonesia Ari Jahja berpendapat tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) yang turun menjadi 19 persen dari semula 32 persen menjadi angin segar bagi sektor padat karya, terutama tekstil, alas kaki, dan peralatan elektronik.
Sektor-sektor itu diketahui menyumbang 42 persen dari total ekspor Indonesia ke AS.
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, Ari mengatakan keputusan tersebut memberikan keunggulan kompetitif bagi Indonesia di pasar AS, menempatkan Indonesia di posisi yang relatif lebih baik dibanding banyak negara pesaing.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan negara-negara eksportir utama ke Amerika, maka tarif Indonesia jauh lebih rendah.
Untuk kategori tekstil, misalnya, Indonesia hanya dikenakan tarif 19 persen, lebih rendah dari Vietnam (20 persen), India (26 persen), hingga China yang dikenakan tarif 55 persen. Bahkan, beberapa negara seperti Bangladesh dan Kamboja dikenakan tarif masing-masing 35 persen dan 36 persen.
Keputusan AS memangkas tarif ini dinilai sangat krusial dalam menjaga daya saing Indonesia di tengah ketatnya persaingan perdagangan global.
Sebagai bagian dari kesepakatan dagang, Indonesia juga berkomitmen membeli produk energi asal AS senilai 15 miliar dolar AS, produk pertanian seperti gandum dan kedelai senilai 4,5 miliar dolar AS, dan 50 unit pesawat Boeing.
Ari melihat kesepakatan itu sebagai langkah strategis untuk memperkuat hubungan ekonomi bilateral sekaligus mengamankan akses ekspor utama Indonesia.
"Kita memang tidak mengenakan tarif pada ekspor AS, namun imbal baliknya Indonesia mendapatkan akses yang lebih besar dan stabil ke pasar AS," ujarnya.
Meski begitu, Ari mengingatkan bahwa kesepakatan tarif resiprokal itu perlu diiringi dengan deregulasi di dalam negeri agar momentum ini bisa dioptimalkan.
"Deregulasi tetap menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing ekspor Indonesia secara menyeluruh," tutur Ari.
Baca juga: IHSG berpeluang menguat didorong sentimen BI Rate dan tarif AS
Baca juga: Ekonom nilai peningkatan produksi pertanian penting sikapi tarif AS
Baca juga: Tarif AS turun ke 19 persen, Menperin yakin bisa pacu daya saing RI
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.