Kuala Lumpur (ANTARA) - Pertemuan Menteri-Menteri Luar Negeri ASEAN (ASEAN Foreign Ministers Meeting/AMM) ke-58 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 8-11 Juli akan membahas berbagai hal, mulai zona bebas senjata nuklir hingga pembangunan Palestina.
Menurut informasi yang dihimpun ANTARA Kuala Lumpur pada Senin (7/7), pembahasan soal zona bebas senjata nuklir dimulai hari ini hingga Selasa dalam pertemuan Komite Eksekutif Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ) di Kuala Lumpur Convention Center (KLCC).
AMM ke-58 akan dibuka secara resmi pada Rabu (9/7) oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan dilanjutkan dengan pertemuan resmi para menteri luar negeri (menlu) se-Asia Tenggara, termasuk Menlu RI Sugiono.
Pada Rabu, Instrumen Aksesi Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di antara negara-negara Asia Tenggara (TAC) akan ditandatangani.
Pada 10-11 Juli, akan digelar konferensi menlu ASEAN dengan negara-negara mitra wicara ASEAN seperti China, Rusia, Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, India, Kanada, dan Australia, serta Konferensi Keempat Kerja Sama Negara-negara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD IV).
Sebelumnya, Menlu Malaysia Datuk Seri Mohamad Hasan mengatakan bahwa China dan Rusia — dua dari lima negara pemilik senjata nuklir dunia — sepakat untuk menandatangani perjanjian SEANWFZ.
Perjanjian itu menandai komitmen penting yang memastikan bahwa Asia Tenggara tetap menjadi kawasan damai dan bebas senjata nuklir.
Selain itu, kata Hasan, Malaysia akan menjadi tuan rumah CEAPAD IV yang diketuai bersama oleh Malaysia, Jepang, dan Palestina.
Pertemuan itu akan berfokus pada program pengembangan kapasitas, rekonstruksi infrastruktur penting di Palestina, serta penyediaan bantuan kemanusiaan yang komprehensif dan efektif.
Baca juga: AMM ke-58 di KL jadi panggung diplomasi 30 lebih menlu berbagai negara
Baca juga: China dukung zona bebas senjata nuklir di Asia Tenggara
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.