Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyampaikan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) Ramah berjalan normal dan kondusif di SMAN 3, SMAN 6 dan SMAN 8 Tangerang Selatan, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Staf Khusus Menteri Bidang Manajemen dan Kelembagaan Kemendikdasmen Didik Suhardi memastikan komitmen pihaknya untuk menjamin terpenuhinya hak anak memperoleh akses pendidikan secara inklusif meski ketiga sekolah tersebut sempat diwarnai insiden terkait penutupan pintu sekolah dan pemblokiran akses jalan menuju sekolah.
“Kami memantau dinamika yang terjadi di SMAN 3, SMAN 6 dan SMAN 8 Tangerang Selatan. Meskipun ada ketegangan yang melibatkan akses dan lahan sekolah, kami menekankan pendidikan tidak boleh menjadi korban dalam konflik administratif atau sosial. Sekolah adalah ruang aman bagi anak-anak, dan harus dijaga bersama,” kata Didik di Jakarta pada Selasa.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas komitmen SMAN 3, SMAN 6 dan SMAN 8 Tangsel serta masyarakat sekitar dalam menjaga pelaksanaan pendidikan tetap berjalan dengan baik.
Baca juga: MPLS Ramah Dukung Lingkungan Pendidikan yang Inklusif untuk Semua Anak
“Kami mengapresiasi keteguhan para kepala sekolah, guru, dan seluruh warga pendidikan SMAN 3, SMAN 6, dan SMAN 8 Tangsel yang mampu memastikan kegiatan MPLS Ramah berjalan lancar, meski sempat menghadapi tekanan di luar proses belajar. Ini bukti bahwa pendidikan tidak boleh berhenti karena tantangan teknis,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Seksi SMA Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Kota Tangsel Niken Indah mengatakan kondisi MPLS Ramah pada hari kedua berjalan aman di masing-masing sekolah.
“Seluruh pemangku kepentingan juga sudah berdiskusi dan melakukan koordinasi terhadap aspirasi yang disampaikan oleh warga sekitar sekolah. Sehingga MPLS Ramah di beberapa sekolah tersebut di wilayah Tangsel telah berlangsung semakin kondusif dan terkendali,” kata Niken.
Sebagai informasi, akses menuju SMAN 3, SMAN 6, dan SMAN 8 Tangerang Selatan ditutup oleh warga pada Senin (14/6).
Baca juga: Soal TNI ikut MPLS di Jabar, Wamendikdasmen: Harap ikuti pedoman
Baca juga: Buka MPLS di Jakarta, Wamendikdasmen tekankan jangan ada perpeloncoan
Penutupan akses tersebut sebagai bentuk protes terhadap hasil Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 jalur domisili yang dinilai tidak adil.
Warga mengaku kecewa karena anak-anak yang tinggal dekat sekolah justru tidak lolos seleksi.
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.