Jakarta (ANTARA) - Jaringan Advokasi dan Penelitian Disabilitas Australia - Indonesia (AIDRAN) berharap proyek Move It 2024 yang diinisiasinya dapat menjadi model yang diadopsi di seluruh Indonesia untuk menciptakan pendidikan yang inklusif, adil, dan berkeadilan bagi semua anak.
"Ke depannya diharapkan mereka (pemerintah pusat dan pemda) bisa mengembangkan sendiri, dan AIDRAN akan siap kalau nanti diajak kolaborasi, misal diminta mendampingi," kata Anggota Dewan Pengawas AIDRAN Bahrul Fuad di Jakarta, Senin.
Bahrul Fuad menekankan bahwa Move It 2024 bukan hanya tentang mengintegrasikan teknologi ke dalam pendidikan, tetapi juga tentang mengubah cara pandang masyarakat terhadap penyandang disabilitas.
"Proyek ini harus dilihat sebagai upaya untuk mendorong pemerintah daerah, khususnya di Provinsi Gorontalo untuk mengembangkan pendidikan inklusif. Proyek ini harus menggugah perubahan cara pandang masyarakat, khususnya tenaga pendidik terhadap penyandang disabilitas. Disabilitas harus dipandang sebagai modal sosial untuk membangun peradaban yang lebih baik, bukan sebagai beban yang menghambat pembangunan," katanya.
Pihaknya juga berharap modul yang telah dihasilkan dari proyek ini dapat digunakan sebagai referensi yang dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia.
"Kami berharap bahwa hasil dan modul yang dihasilkan dari proyek ini dapat diadaptasi sesuai dengan kebutuhan sosial dan budaya masing-masing daerah, agar pendidikan inklusif berbasis digital dapat diterima dan diterapkan secara luas di seluruh Indonesia," kata mantan Komisioner Komnas Perempuan ini.
Proyek Move It 2024 ini memfokuskan untuk meningkatkan kapasitas literasi digital para guru dalam mendukung metode pembelajaran literasi digital murid penyandang disabilitas di sekolah inklusi.
Dalam program ini, AIDRAN memberikan pelatihan 90 guru dari 60 sekolah inklusi, baik yang memiliki disabilitas maupun non-disabilitas.
Guru-guru tersebut merupakan para pengajar sekolah inklusi negeri maupun swasta, mulai dari sekolah dasar (SD), SMP, hingga SMA di Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara, dan Kabupaten Pohuwato.
"Aktivitas utama dari proyek ini adalah meningkatkan kapasitas literasi digital para tenaga pendidik di sekolah-sekolah inklusi, sehingga mereka dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif bagi siswa penyandang disabilitas," kata Ucca Arawindha selaku AIDRAN Indonesia Chair.
Baca juga: AIDRAN latih guru dukung pembelajaran literasi digital disabilitas
Baca juga: Kemenag apresiasi pelatihan pengembangan kapasitas guru oleh AIDRAN
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025