AdaKami fokus perluas kolaborasi dan edukasi literasi keuangan di 2025

1 month ago 16

Jakarta (ANTARA) - PT Pembiayaan Digital Indonesia, AdaKami, menyampaikan pada 2025 pihaknya berfokus untuk memperluas kolaborasi dengan para pemberi pinjaman (lender) serta menggelar lebih banyak kegiatan edukasi literasi keuangan.

Untuk saat ini, AdaKami telah menggandeng 9 lender di sektor perbankan, di antaranya Seabank, Bank Jago, Bank Permata, Hana Bank, Bank Ganesha, Bank OCBC, Superbank, Bank CTBC Indonesia, dan BNI.

“Jadi kita akan terus mengeksplorasi potential lender dari berbagai sektor lainnya. Memang sekarang kita fokus di 9 kemitraan di tahun ini, tapi harapannya di tahun depan itu akan terus bertambah,” kata Chief of Public Affairs AdaKami Karissa Sjawaldy dalam acara Media Gathering Akhir Tahun AdaKami di Jakarta, Kamis.

Kemudian, tahun depan AdaKami juga berencana untuk memperluas jangkauan program edukasi literasi keuangan guna menghapus kesenjangan literasi keuangan masyarakat Indonesia.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024, indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.

“Inklusi keuangan itu harus dibandingkan dengan literasi keuangan, karena ada 15 persen gap ini, karena inklusi keuangan itu di atas 75 persen masyarakat Indonesia yang sudah terinklusi dengan keuangan, tapi baru 65 persen yang terliterasi dengan baik,” jelasnya.

Ia menilai, peningkatan literasi keuangan sangat penting bagi masyarakat. Sebab, apabila literasi keuangan masih rendah, maka inovasi teknologi pembiayaan yang selama ini digencarkan bakal sia-sia, bahkan cenderung memunculkan risiko-risiko baru.

“AdaKami sangat-sangat fokus dan berkomitmen untuk meningkatkan literasi keuangan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Karena itu tadi, ketika kita menghadirkan suatu teknologi, kan kita enggak mungkin mengharapkan mereka itu bisa menggunakan teknologi dengan 100 persen tanpa mengetahui risiko-risiko yang muncul,” ujar Karissa.

Adapun AdaKami mencatat, total penyaluran pinjaman hingga 6 Desember 2024 telah mencapai Rp13,24 triliun dengan 1,46 juta jumlah transaksi sepanjang tahun berjalan (ytd).

Penyaluran pinjaman selama 2024 disertai dengan Tingkat Wanprestasi (TWP90) yang cukup solid, yakni di level 0,21 persen.

“Nah TWP90 kita itu, Tingkat Wanprestasinya ada di angka 0,21 persen. 0,21 persen ketika rata-rata (TWP90) industrinya (fintech P2P lending) 2,38 persen. Jadi kita di bawah rata-rata industri tahun ini,” terang Karissa.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |