Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 1.430 peserta pencak silat mengadu jurus dalam perhelatan Indonesia Pencak Silat Championship (IPSC) ke-5 di GOR Ciracas, Jakarta Timur.
Kegiatan tahunan ini kembali digelar untuk menyaring bibit unggul terbaik di berbagai tingkatan pendidikan dan berasal dari seluruh provinsi di Indonesia.
"Event ini merupakan uji coba untuk mereka anak-anak mulai dari SD, SMP dan SMA untuk berprestasi dalam olahraga pencak silat. Event ini juga memperebutkan piala Kemenpora sekaligus mencari atlet yang berprestasi," kata Ketua Panitia IPSC ke-5 Nuryanto di Jakarta, Sabtu.
Para peserta berasal dari 185 kontingen yang datang dari mulai dari Banten, Maluku Utara, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Jawa tengah, Lampung, hingga Jayapura.
Acara yang digelar hingga esok hari ini digelar dengan kelas tanding (fighting), tunggal, ganda, dan regu. Terdapat kategori prestasi dan pemasalan.
Baca juga: DKI jaring atlet pencak silat untuk ikut pertandingan level nasional
Dalam teknis pertandingan, kata Nuryanto, pihaknya telah bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan dan RS Mitra Keluarga Kemayoran.
"Kami beri fasilitas agar atlet mendapatkan perlindungan ketika terjadi kecelakaan di dalam pertandingan dan dokter terbaik untuk memberikan tindakan cepat saat ada kecelakaan, jadi tidak menimbulkan rasa khawatir untuk para atlet yang mengikuti pertandingan," jelas Nuryanto.
Gelaran yang dibuka Pembina IPSC ke-5 Andika Wisnuadji Putra Soebroto diharapkan mampu melahirkan atlet-atlet pencak silat baru yang siap diorbitkan dalam ajang internasional.
"Karena memang seperti kita tahu, sekarang pencak silat sudah mulai mendunia. Di mana pencak silat juga, tadi saya ngobrol-ngobrol, sudah ada di 70 negara yang memotivasi juga untuk adanya olimpiade pencak silat," ucap Nuryanto.
Baca juga: Seribu lebih atlet ikuti Kejuaraan Pencak Silat Wali Kota Cup Jaktim
Ke depannya, Nuryanto mengaku kegiatan rutin ini akan digelar dengan peserta yang lebih banyak lagi.
"Harus selalu berlanjut. Dan saya berharap terus berkembang secara pesat. Kalau bisa, mungkin kita bisa ke ranah yang lebih besar. Karena ini kan ada 1.400, nanti itu kemungkinan November kita akan buat lagi. Tapi mungkin lebih banyak kuotanya, mungkin dua kali lipat, sekitar 3 ribuan," jelas Nuryanto.
Sementara itu, Ketua Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jakarta Timur Porseda Risman mengatakan, saat ini pencak silat sudah menjadi ekstrakurikuler di sekolah. Pihaknya juga sudah mempersiapkan dukungan pelatih dan wadah pencak silat.
"Kami baru saja melaksanakan penantaran pelatih kemarin, tujuannya adalah agar bisa melatih dengan benar. Bagaimana melatih dari usia dini sampai melatih yang dewasa. Jadi ada, sudah dilakukan penataran," kata Porseda.
Porseda mengatakan sudah banyak jalur prestasi yang bisa digunakan untuk mendaftar, seperti prestasi yang bisa digunakan para siswa untuk mendaftar sekolah. Lalu, perguruan tinggi bahkan mendaftar ditingkat TNI dan Polri.
Baca juga: Rano Karno ingin pencak silat masuk kurikulum sekolah di Jakarta
"Dari atlet-atlet kita juga yang masuk TNI misalnya, atau masuk ke Brimob tentunya, polisi, kemudiannya sekolah-sekolah negeri, itu sudah banyak. Jadi tentunya itu adalah bentuk dari penghargaan pemerintah terhadap atlet-atlet berprestasi pencak silat," ujar Porseda.
Salah seorang peserta, Aby Sakti mengaku telah melakukan sejumlah persiapan sebelum bertanding, salah satunya menjaga pola makan setiap hari.
"Biasanya latihan dua kali seminggu, dengan latihan tendangan, dan teknik pertandingan. Dan yang penting itu, menjaga makan, dan istirahat yang cukup," kata perwakilan siswa sekolah MI Ar-Rahmah Perguruan Panca Sukma Sahbandar 1971 itu.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.