Abdukodir Khusanov dan sinar terang sepak bola Uzbekistan

12 hours ago 5
Pemerintah negara ini mati-matian meninggikan cabang olah raga terpopuler itu, sampai-sampai mendirikan sebuah klub yang tujuannya hanya untuk meloloskan Uzbekistan ke Olimpiade Paris 2024.

Jakarta (ANTARA) - 20 Januari 2025 menjadi tanggal yang tak akan pernah dilupakan oleh sepak bola Uzbekistan, khususnya Abdukodir Khusanov.

Pada hari itu untuk pertama kali atlet sepak bola Uzbek dikontrak oleh klub Liga Premier Inggris yang merupakan liga sepak bola terbaik di dunia.

Klub yang menyewa pemain kelahiran 29 Februari 2004 itu juga bukan klub biasa-biasa, melainkan Manchester City, yang delapan kali menjuarai Liga Inggris dalam 12 tahun terakhir.

Dikontrak selama 4,5 tahun dengan biaya transfer 40 juta euro (Rp766 miliar), Khusanov menjalani debutnya di Liga Inggris pada 25 Januari ketika The Citizen mengalahkan Chelsea 3-1.

Pada 8 Februari Khusanov mencetak gol pertamanya saat tim asuhan Pep Guardiola itu menaklukkan Leyton Orient 2-1 dalam Piala FA.

Terakhir kali memainkan pertandingan liga pada 15 Maret ketika City imbang 2-2 melawan Brighton, bek tengah berusia 21 tahun itu sudah enam kali memainkan pertandingan Liga Inggris.

Bek yang dijuluki "si kereta", "tank", dan "monster" ini mendalami sepak bola sejak usia tujuh tahun ketika bergabung dengan akademi muda klub Bunyodkor.

Saat Khusanov berusia 17 tahun, Bunyodkor tak mau memainkannya karena alasan fisik yang tak kuat.

Ayahnya yang mantan pemain timnas Uzbekistan, Hukmat Hoshimov, lalu menoleh ke luar negeri ketika saat bersamaan klub kecil di Belarus, Energetik-BGU, meminang Khusanov.

Jadilah Khusanov pemain Energetik-BGU dalam usia 17 tahun.

Tapi dia harus menunggu sampai berusia 18 tahun karena aturan di Belarus mengharuskan pemain profesional baru bisa dimainkan ketika sudah berusia 18 tahun.

Begitu bisa dimainkan, talenta muda itu pun menjadi tulang punggung yang mengantarkan Energetik-BGU finis urutan kedua di liga elite Belarus pada 2022.

Uzbekistan yang sudah sering memanggil Khusanov untuk timnas U17 dan U19 tapi jarang memainkannya, memanggil lagi pemain itu untuk Piala Asia U20 2023.

Khusanov selalu dimainkan dalam 13 pertandingan Uzbekistan hingga menjuarai Piala Asia U20 pada Maret 2023 dan sekaligus lolos ke Piala Dunia U20 2023.

Dari panggung itu, pencari bakat dari Lens di Ligue 1 Prancis, kepincut menggaet Khusanov.

Juli tahun itu juga Khusanov ditarik Lens hanya dengan dana Rp1,8 miliar.

Penampilan Khusanov bersama Lens dan timnas Uzbekistan dari berbagai level belakangan ini ternyata menarik perhatian Manchester City, sampai kemudian direkrut Januari lalu.

Baca juga: Bek asal Uzbekistan Abdukodir Khusanov resmi gabung Manchester City

Baca juga: Hoaks! Tim sepak bola Uzbekistan didiskualifikasi usai terciduk suap wasit


Berhasil di semua level

Cerita tentang Khusanov adalah cerita tentang sukses sepak bola Uzbekistan.

Tahun Khusanov dikontrak oleh City adalah juga tahun Uzbekistan melakukan pencapaian-pencapaian besar yang mengukuhkan postur besar sepak bola negara itu di mata dunia.

Uzbekistan kini di ambang menjuarai Piala Asia U-17 2025 setelah menaklukkan Korea Utara 3-0 dalam semifinal, untuk berjumpa Arab Saudi pada final.

Dalam turnamen ini Uzbekistan U17 selalu mengalahkan lawan-lawanya, termasuk mencukur Saudi 3-0 pada fase grup.

Tim seniornya setali tiga uang, sama garangnya.

Mereka di ambang tampil pada putaran final Piala Dunia untuk pertama kalinya.

Uzbekistan untuk sementara menempati peringkat kedua Grup A Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, di bawah Iran yang sudah memastikan diri lolos ke Piala Dunia 2026.

Uzbekistan hanya membutuhkan hasil seri dari laga melawan Uni Emirat Arab pada Juni mendatang, agar lolos ke Piala Dunia 2026.

Setahun lalu, Uzbekistan juga mencatat sejarah ketika tim U23 mereka masuk Olimpiade Paris 2024 setelah menjadi runner up Piala Asia U23 2023, karena kalah tipis 0-1 dari Jepang pada partai final.

Sejak 2018 ketika mereka menjuarai turnamen itu, Uzbekistan selalu masuk final pada tiga dari empat edisi terakhir Piala Asia U23.

Setahun sebelum itu, Timnas U20 mereka menjuarai Piala Asia U20 untuk pertama kalinya pada 2023, setelah mengalahkan Irak 1-0 dalam final.

Uzbekistan pun menyeruak menjadi kekuatan baru sepak bola Asia, bersama Jepang, Korea Selatan, Iran dan Arab Saudi.

Sepak bola sendiri sangat populer di negara Asia Tengah berpenduduk 37,5 juta yang juga salah satu pecahan Uni Soviet itu.

Soviet adalah tim kuat dalam sepak bola dunia, selain memiliki pendekatan menyerang yang atraktif.

Kebanyakan pecahan Soviet (Rusia, Ukraina, Belarus, Moldova, Latvia, Lithuania, Estonia, Georgia, Armenia dan Azerbaijan) bergabung dengan UEFA. Kazakhstan menyusul pada 2002.

Tapi Uzbekistan tetap memilih AFC, bersama Kyrgyzstan, Tajikistan dan Turkmenistan.

Pilihan itu tepat karena Uzbekistan menjadi memiliki kesempatan lebih besar untuk tampil dalam Piala Dunia, ketimbang dalam UEFA.


Buah strategi yang ambisius

Uzbekistan selalu tampil dalam Piala Asia sejak merdeka pada 20 Juni 1990. Mereka juga memenangkan medali emas sepak bola Asian Games 1994.

Pada tahun-tahun kemudian sepak bola Uzbekistan semakin cemerlang dan menarik perhatian banyak orang.

Itu semua tak lepas dari strategi ambisius yang dicanangkan para pemangku kepentingan sepak bola di negara itu.

Kini mereka tengah memetik buah manis dari investasi besarnya dalam sepak bola selama sepuluh tahun terakhir.

Menurut pakar sepak bola Uzbekistan, Conor Bowers, negara sekuler berpenduduk mayoritas Muslim itu telah mencurahkan dana dan energi begitu besar untuk infrastruktur sepak bola, termasuk lapangan-lapangan sepak bola dan stadion-stadion.

Otoritas sepak bola Uzbekistan juga mengharuskan klub-klubnya memiliki sekolah sepak bola.

Itu termasuk Bunyodkor, yang akademinya menghasilkan pemain sekaliber Khusanov.

Pemerintah negara ini mati-matian meninggikan cabang olah raga terpopuler itu, sampai-sampai mendirikan sebuah klub yang tujuannya hanya untuk meloloskan Uzbekistan ke Olimpiade Paris 2024.

Nama klub ini adalah Olimpik Toshkent dan dibentuk pada 2021.

Hasilnya, melalui timnas U23 yang tujuh pemainnya merupakan produk Olimpik Toshkent, Uzbekistan menjadi runner up Piala Asia U23 pada 2024 setelah kalah tipis 0-1 dari Jepang dalam final.

Dalam banyak hal sukses besar Uzbekistan bertumpu karena pemain-pemainnya yang bertahun-tahun bersama dalam satu tim sehingga kompak bagaikan sebuah keluarga.

Penampilan Uzbekistan dalam Olimpiade Paris juga lumayan mengesankan.

Mereka sama sekali bukan tim pelengkap, dengan memberikan perlawanan hebat untuk memaksa Spanyol dan Mesir menang tipis 2-1 dan 1-0.

Spanyol kemudian menyabet medali emas, sedangkan Mesir kebagian perunggu dalam Olimpiade 2024 itu.

Kini, Uzbekistan terus menaikkan levelnya, bersama talenta-talenta seperti Khusanov, pemain CSKA Moscow Abbos Fayzullaev, Muhammadli Urinboev yang produk akademi Brentford, dan Lazizbek Mirsazev yang menawan bersama tim muda Leganes di Liga Spanyol.

Dengan bakat-bakat seperti itu, Uzbekistan tampaknya bakal menjadi salah satu produsen pemain berkualitas di Asia, yang Eropa pun meliriknya.

Sukses Khusanov membuat Manchester City meliriknya adalah bukti sepak bola Uzbekistan tengah membuka lembaran baru yang terlalu seksi untuk diabaikan oleh dunia.

Baca juga: Uzbekistan hadapi Arab Saudi di final Piala Asia U-17 2025

Baca juga: Indonesia-Uzbekistan perkuat kerja sama ilmiah di Pusat Imam Bukhari

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |