Jakarta (ANTARA) - Bandung pernah menjadi saksi lahirnya salah satu kesepakatan paling berpengaruh dalam sejarah hubungan internasional. Pada 18 hingga 24 April 1955, kota ini menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA) yang dihadiri oleh 29 negara dari dua benua.
Bukan hanya sekadar pertemuan, forum ini menjadi titik balik negara-negara yang pernah dijajah untuk bersatu dan memperjuangkan masa depan mereka.
Dari konferensi bersejarah ini, lahirlah Dasasila Bandung yaitu sepuluh prinsip yang menjadi pegangan bersama tentang perdamaian, kedaulatan, serta kerja sama antarbangsa. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya bukan hanya relevan saat itu, tetapi juga masih bisa dijadikan rujukan dalam menghadapi berbagai tantangan global saat ini.
Baca juga: Sejarah Konferensi Asia Afrika 1955, saat 29 Negara bersatu di Bandung
Latar belakang Konferensi Asia Afrika 1955
KAA digagas oleh lima negara yakni Indonesia, India, Pakistan, Myanmar (Burma), dan Sri Lanka. Konferensi ini diselenggarakan di Gedung Merdeka, Bandung dan dikoordinasikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Roeslan Abdulgani.
Tujuan utama pertemuan ini adalah memperkuat kerja sama di bidang ekonomi dan budaya antara negara-negara Asia-Afrika, sekaligus menolak segala bentuk kolonialisme serta neokolonialisme yang masih kuat saat itu, baik dari Amerika Serikat, Uni Soviet, maupun negara-negara kolonial lain.
Sebanyak 29 negara hadir dalam forum ini. KAA juga menjadi ruang bagi negara-negara tersebut untuk menunjukkan ketidakpuasan terhadap dominasi kekuatan Barat, ketegangan antara Cina dan Amerika Serikat, serta berbagai isu kolonialisme di Afrika Utara dan Aljazair. Selain itu, Indonesia menggunakan forum ini untuk memperjuangkan hak atas Irian Barat yang saat itu masih dikuasai Belanda.
Presiden Soekarno membuka pertemuan ini dengan pidato bersejarah tentang “kolonialisme yang belum mati”. Pidato demi pidato yang disampaikan para pemimpin negara Asia-Afrika saat itu semakin memperkuat semangat solidaritas dan persaudaraan antar bangsa.
Baca juga: 70 Tahun KAA: Memperkuat Semangat Bandung di kondisi global saat ini
10 poin Dasasila Bandung
Berikut adalah isi 10 poin penting dari Dasasila Bandung yang lahir pada KAA 1955.
1. Menghormati hak-hak asasi manusia dan menghormati tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara.
3. Mengakui persamaan semua ras dan semua bangsa, baik besar maupun kecil.
4. Tak campur tangan dalam urusan dalam negeri negara lain.
5. Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan dirinya sendiri atau secara kolektif, sesuai dengan isi Piagam PBB.
6. Tidak menggunakan peraturan-peraturan dan pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara–negara besar, dan tidak melakukan campur tangan terhadap negara lain.
7. Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau menggunakan kekuatan terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun.
8. Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai, seperti melalui perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau penyelesaian hukum, ataupun cara-cara damai lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan isi Piagam PBB.
9. Meningkatkan kepentingan dan kerja sama bersama.
10. Menghormati keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional.
Baca juga: Dubes Djauhari: KAA menginspirasi kerja sama negara Selatan-Selatan
Baca juga: Wamenlu: Mineral kritis semakin jadi kunci bagi negara berkembang
Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025