Jakarta (ANTARA) - Xiaomi dikabarkan melakukan penundaan sementara untuk pembaruan sistem operasi besutannya HyperOS di ponsel-ponsel lama setelah mendapatkan laporan bug yang menyebabkan "Black Screen" atau layar hitam pada beberapa pengguna.
Masalah ini memang tidak terjadi pada banyak pengguna, namun Xiaomi tampak tidak mau mengambil risiko dan memilih melakukan investigasi lebih mendalam untuk menemukan penyebab bug tersebut.
Dilaporkan Gizchina, Sabtu (28/6) waktu setempat, ada dua versi sistem operasi milik Xiaomi yang tengah ditangguhkan untuk didistribusikan kepada pengguna yaitu OS2.0.5.0.VLQIDXM serta OS2.0.7.0.VLQMIXM.
Baca juga: Xiaomi bersiap meluncurkan YU7
Baca juga: Xiaomi akan meluncurkan SUV YU7 pada akhir Juni
Sebelumnya, kedua sistem operasi itu telah diluncurkan ke sebagian kelompok pengguna sebagai bagian dari pendekatan pembaruan bertahap khas Xiaomi.
Setelah menerima laporan terkait bug, penyelidikan dengan segera dilakukan oleh internal Xiaomi dan setidaknya didapati dua unit yang terpengaruh telah menjalani penggantian layar tidak resmi atau perbaikan suku cadang oleh pihak ketiga yang tidak menggunakan komponen layanan resmi.
Sementara kasus lainnya masih dalam investigasi lebih lanjut dan masih harus menunggu pemeriksaan selesai dilakukan.
Temuan ini tidak serta merta menyalahkan pengguna yang memperbaiki ponselnya dengan komponen tidak resmi, namun hal ini bisa saja memiliki pengaruh signifikan terhadap masalah tersebut.
Hal itu dikarenakan mungkin saja HyperOS terbaru mencoba berinteraksi dengan perangkat keras untuk menampilkan visual sistem operasi yang baru namun karena ketidaksesuaian komponen maka akhirnya yang terjadi adalah masalah black screen atau layar hitam.
Meski begitu hingga saat ini Xiaomi belum mengeluarkan hasil temuan investigasinya dan belum memutuskan penyebab masalah secara pasti.
Teknisi masih melanjutkan diagnostik mereka untuk mengonfirmasi apakah ada kerentanan sisi perangkat lunak yang lebih luas atau apakah ini benar-benar masalah kompatibilitas perangkat keras yang terkait dengan perbaikan di luar spesifikasi.
Untuk saat ini, Xiaomi mengatakan bahwa mereka mengambil pendekatan yang hati-hati. Tidak ada penghentian penuh pengembangan HyperOS dan melakukan jeda perilisan pada versi tertentu yang teridentifikasi bermasalah.
Tim juga sedang berupaya meningkatkan diagnostik dan menyarankan pengguna yang terdampak untuk menghubungi dukungan resmi Xiaomi daripada bengkel perbaikan pihak ketiga.
Hal ini juga menjadi pengingat bagi pengguna ponsel meski perbaikan pihak ketiga sering kali lebih cepat atau lebih murah, perbaikan tersebut dapat menimbulkan efek samping yang muncul setelahnya, terutama setelah perubahan perangkat lunak utama.
Baca juga: Resmi rilis! Ini spesifikasi POCO F7 dan harganya di Indonesia
Baca juga: Xiaomi luncurkan SUV listrik dan kacamata AI pertamanya
Baca juga: Xiaomi investasi Rp1,4 triliun untuk pabrik mobil listrik baru
Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.