Wirausahawan perempuan pimpin perubahan di pedesaan China

7 hours ago 5

Chongqing/Taiyuan (ANTARA) - Saat cahaya bulan yang lembut menembus kebun plum di Jielong, Kota Chongqing, China barat daya, Tao Heng (44) tampak sedang menyiapkan ponselnya di sebuah studio di dekatnya.

"Halo, Sayang! Saya 'saudari plum' kalian, dan hari ini saya akan memperkenalkan permata paling berharga di kebun plum kami," ujarnya sembari tersenyum ke arah kamera. Tak seorang pun akan menyangka bahwa penyiar siaran langsung (livestreamer) yang percaya diri itu pernah dilanda rasa gugup saat siaran perdananya.

Di Desa Zili, Chongqing, seorang wirausahawan berusia 70 tahun, Chen Kaorong, berjalan di antara deretan pohon pomelo yang rimbun.

"Saya sungguh tak tega melihat penduduk setempat menebang pohon buah mereka untuk kayu bakar," kenangnya.

Sementara itu di wilayah Youyu, Provinsi Shanxi, China utara, Gao Jianhua, yang pernah bekerja di sebuah perusahaan milik negara di Taiyuan, ibu kota provinsi itu, kini menjabat sebagai manajer umum Fushuo Lianchuang E-commerce Co., Ltd. Perusahaan ini mendistribusikan produk pertanian lokal, seperti daging domba, priria laut (sea buckthorn), dan minyak rami, ke seluruh negara itu.

"Kami mengirimkan lebih dari 300 pesanan setiap hari, dengan penjualan bulanan lebih dari 2 juta yuan," kata Gao.

Meski mereka memiliki latar belakang dan kelompok usia yang berbeda, para perempuan ini memiliki kesamaan, yakni mereka semua telah memanfaatkan peluang yang dihadirkan oleh era digital untuk mengubah komunitas pedesaannya.

Kini, perempuan di pedesaan China menyumbang lebih dari separuh tenaga kerja, dan dalam beberapa tahun terakhir, mereka semakin menonjol sebagai penggerak utama revitalisasi pedesaan. Peran mereka pun telah bergeser dari peran tradisional di rumah tangga dan pertanian ke garis depan kewirausahaan dan inovasi digital.

Perempuan kini menduduki 44 persen dari seluruh kursi komite desa di Chongqing dan mencakup lebih dari 50 persen wirausahawan digital di China, sementara 70 persen karyawan di perusahaan rintisan (startup) e-commerce milik Gao adalah perempuan.

"Baik di lini depan seperti siaran langsung (livestreaming) maupun lini belakang seperti penjualan, perempuan memiliki keunggulan yang signifikan," ujar Gao.

Dalam rantai industri e-commerce, tahapan seperti pemrosesan pesanan dan pengiriman melibatkan proses verifikasi yang sangat teliti, dan pekerjaan ini sangat cocok bagi perempuan, yang cenderung lebih cermat, papar Gao. Perempuan yang bekerja di bidang livestreaming sering kali memiliki keunggulan dalam hal kesabaran, penampilan, dan keterampilan berkomunikasi, tambahnya.

Pengusaha Tao Heng berbicara dalam sebuah wawancara dengan Xinhua di Kota Jielong, Kota Chongqing, China barat daya, 14 Oktober 2025. (ANTARA/Xinhua/Zheng Shichang)

Perempuan seperti Tao, Chen, dan Gao memanfaatkan livestreaming, e-commerce, dan platform digital untuk mendorong perekonomian-perekonomian lokal dan memberdayakan masyarakat di sekitarnya.

"Setelah mendirikan koperasi penanaman pomelo, saya mengundang para ahli untuk meningkatkan kualitas varietasnya dan berhasil mengubah pomelo lokal, dari produk yang dulunya bahkan tidak laku dijual seharga 1 yuan per buah menjadi buah berkualitas tinggi yang diekspor ke Singapura seharga 300 yuan per buah," ujar Chen.

"Saya ingin membantu para tetangga di kampung halaman saya agar hidup sejahtera dengan berfokus pada kualitas dan membangun merek pomelo yang kuat," ujar Chen.

Untuk meningkatkan kualitas pomelo lokal, Chen mengundang para ahli dari Institut Penelitian Jeruk di bawah Akademi Ilmu Pertanian China (Chinese Academy of Agricultural Sciences) agar memberikan panduan teknis, dan mengikuti standar penanaman ilmiah.

Saat ini, pomelo Jielong telah mendapatkan sertifikasi produk indikasi geografis nasional dan dibudidayakan di lahan seluas 5.000 mu (sekitar 333 hektare). Para petani pomelo setempat kini dapat meraup penghasilan puluhan ribu yuan setiap tahunnya.

Tao telah mendirikan sebuah sekolah pelatihan kejuruan yang melatih lebih dari 100 penduduk setempat setiap tahun, membantu komunitasnya, terutama para ibu rumah tangga, mendapatkan pekerjaan.

"Memimpin semua orang di kampung halaman saya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka memberi saya motivasi yang luar biasa," tutur Tao.

Dia sangat bangga ketika melihat perempuan pedesaan yang sebelumnya pemalu kini tampil dengan percaya diri memperkenalkan produk pertanian di depan kamera kepada pelanggan.

Berkat upaya para wirausahawan perempuan seperti Tao dan Chen, Federasi Perempuan Chongqing telah menciptakan kanal merek publik untuk menjual 5.317 produk berkualitas di marketplace daring. Federasi tersebut juga berkolaborasi dengan platform e-commerce seperti Amazon dan JD.com untuk membantu produk-produk unik ini menjangkau pasar internasional, dan memungkinkan perempuan untuk berkontribusi lebih besar terhadap revitalisasi pedesaan di negara itu.

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |