Jakarta (ANTARA) - Warga meminta perbedaan tinggi Jalan Inspeksi Kali Duri (Air Baja) di Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, segera ditangani oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena sudah berlangsung sejak 2016 dan menimbulkan korban.
“Permasalahan yang telah berlangsung sejak 2016 ini membuat warga berharap agar jalan segera diratakan demi keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan,” kata Ketua RW 016 Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Eko Haryanto di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan bahwa warga sudah lama mengajukan perbaikan jalan tersebut karena kerap menimbulkan kecelakaan.
Menurut dia, jalan ini sering digunakan warga sebagai jalur alternatif dan karena beda tinggi, beberapa kali terjadi ban pecah dan bahkan mobil terperosok. "Kami hanya berharap jalannya bisa diratakan supaya aman dilewati,” kata dia.
Baca juga: Jalan tinggi sebelah di Penjaringan segera diperbaiki
Kepala Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta, Heru Suwondo menjelaskan bahwa jalan dengan panjang sekitar 320 meter tersebut sebelumnya dibangun oleh pihak pengembang swasta dan pengerjaan terhenti sejak sembilan tahun lalu.
“Hari ini gubernur meninjau langsung lokasi jalan yang memiliki perbedaan tinggi dan Pemprov DKI akan menyelesaikan permasalahan ini,” kata dia.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak pengembang dan kalau mereka bisa lanjut akan dipersilakan untuk dilanjutkan. "Tapi kalau tidak, Pemprov DKI akan ambil alih,” kata dia.
Baca juga: Gulkarmat bersihkan ceceran tanah yang kotori ruas Jalan Yos Sudarso
Pihaknya segera mengundang pengembang untuk membahas penyelesaian proyek, termasuk menentukan jadwal perbaikan jalan agar dapat segera dilakukan.
“Kami rapatkan minggu ini sampai minggu depan. Mudah-mudahan hasil komunikasi bisa segera menghasilkan keputusan agar perbaikan bisa berjalan,” katanya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berharap perbaikan ini dapat segera dilakukan agar Jalan Inspeksi Kali Duri kembali aman dan nyaman digunakan, sekaligus menjadi solusi dari persoalan yang sudah lama dihadapi masyarakat Pejagalan.
Ia mengatakan bahwa perbedaan tinggi jalan kemungkinan disebabkan oleh upaya pengembang meninggikan permukaan jalan untuk mengantisipasi banjir rob karena kawasan tersebut kerap terdampak genangan air laut.
“Kami juga akan berkoordinasi dengan warga agar perataan jalan nantinya menyesuaikan dengan kondisi sekitar dan tidak mengganggu akses permukiman,” kata dia.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































