Wamensos tegaskan Kepala Sekolah Rakyat arsitek perubahan sosial

3 months ago 20
Sebagai Kepala Sekolah Rakyat harus mampu menyentuh hati mereka dengan tangan halus. Sementara hati Anda harus tetap kokoh, seperti baja

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menegaskan bahwa para Kepala Sekolah Rakyat merupakan arsitek perubahan sosial, yang memiliki peran penting merancang masa depan anak-anak dari keluarga miskin, bukan sekadar pimpinan institusi.

"Kepala Sekolah Rakyat bukan sekadar pimpinan institusi, tetapi juga arsitek perubahan sosial yang mampu merancang masa depan yang lebih cerah bagi generasi Indonesia," kata Wamensos saat memberikan arahan dalam penutupan retret di Mako Resimen Arhanud 1/Faletehan Kodam Jaya Jakarta, Jumat.

Baca juga: Wamensos: Bansos bebaskan rakyat dari kemiskinan lewat kewirausahaan

Agus Jabo menegaskan, Sekolah Rakyat merupakan gagasan dan amanah besar dari Presiden Prabowo Subianto. Program ini hadir sebagai jawaban atas tantangan kemiskinan ekstrem yang ada di Indonesia.

Ia menilai sekolah dengan konsep pendidikan berasrama ini bukan sekadar tempat belajar, tapi juga menjadi wadah bagi anak-anak yang kurang mampu untuk meraih impian.

"Setiap anak yang dididik adalah titipan negara yang harus dirawat dengan sepenuh hati. Kepala Sekolah Rakyat dituntut untuk hadir dengan utuh, baik secara fisik maupun batin. Memberikan mereka bukan hanya ilmu, tetapi juga cinta, perhatian, harapan," ujarnya.

Dalam visi besar tersebut, Agus Jabo menegaskan Kepala Sekolah Rakyat berperan sebagai perpanjangan tangan dari niat mulia Presiden Prabowo yang tidak hanya mengutamakan pengajaran, namun juga membentuk karakter dan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda Indonesia.

Baca juga: Wamensos: Sekolah Rakyat butuh guru berkarakter dan punya empati

Oleh karena itu, Agus Jabo mengingatkan, tugas utama Kepala Sekolah Rakyat bukan hanya mendidik dengan pengetahuan, tetapi juga merawat, mendampingi dan membebaskan para murid dari berbagai trauma sosial yang mungkin pernah mereka alami.

"Sebagai Kepala Sekolah Rakyat harus mampu menyentuh hati mereka dengan tangan halus. Sementara hati Anda harus tetap kokoh, seperti baja, untuk memastikan mereka tumbuh dengan percaya diri dan mampu menghadapi tantangan masyarakat," ucapnya.

Wamensos menekankan retret ini bukanlah titik akhir, melainkan titik awal untuk memulai perjalanan yang lebih berarti dan penuh makna ke depannya. Sebab, jelas dia, Kepala Sekolah Rakyat berperan sebagai agen perubahan sosial.

"Retret ini bukan sekadar agenda formal, tetapi sebuah tonggak penting dalam upaya kita membangun pendidikan alternatif yang berpihak kepada masyarakat, terutama mereka yang selama ini terpinggirkan dari sistem pendidikan formal," katanya.

Sementara itu, salah satu peserta retret, Agus Adibil Muhtar yang merupakan Kepala Sekolah Rakyat Sentra Terpadu Kartini Temanggung mengatakan, kegiatan ini telah mengajak seluruh peserta untuk berpikir dan belajar mengenai nilai-nilai luhur, keberanian dan semangat kebangsaan.

Baca juga: Wamensos nyatakan pihaknya siap selenggarakan Sekolah Rakyat Juli 2025

Menurutnya, retret juga menggugah jiwa pengabdian sebagai kepala sekolah yang berpihak pada anak-anak yang tertinggalkan.

"Kegiatan retret ini telah membuka kesadaran kami bahwa menjadi pemimpin pendidikan juga membutuhkan keteguhan, keteladanan, serta keberanian untuk menjaga nilai dan arah perjuangan bangsa. Retret ini bukan sekadar pelatihan, tetapi tempat kami bercermin, menyadari bahwa tugas kami jauh lebih besar dari sekadar administrasi. Kami adalah pengawal masa depan anak-anak, penjaga nyawa semangat mereka di tengah interpretasi," kata Agus.

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |