Wamenkomdigi: Peta Jalan AI seimbangkan inovasi dan proteksi risiko

1 month ago 18

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan Peta Jalan Kecerdasan Artifisial (AI) Nasional dirancang untuk menyeimbangkan inovasi teknologi AI dan proteksi dari risiko yang ditimbulkannya.

"Di dalam peta jalan AI ini kita membuat keseimbangan antara inovasi-inovasi yang dilakukan dengan juga proteksi terhadap risiko-risiko yang akan terjadi," kata Nezar saat ditemui di Kantor Kemkomdigi, Jakarta Pusat pada Jumat.

Dia menjelaskan, peta jalan tersebut akan mendorong pemanfaatan AI di berbagai sektor strategis nasional seperti kesehatan, pendidikan, keuangan, transportasi, dan lainnya. Dokumen itu juga akan mengatur prinsip-prinsip adopsi AI seperti akuntabilitas, transparansi, dan hak cipta.

"Semangatnya itu kita maksimalkan manfaatnya dari AI ini, kita minimalkan juga risiko-risiko yang muncul," ujar Nezar.

Nezar mengatakan, draf Peta Jalan AI Nasional sudah masuk tahap finalisasi, bersamaan dengan Peraturan Presiden (Perpres) tentang keamanan dan keselamatan pengembangan dan penggunaan AI.

"Bulan ini drafnya selesai, tapi kan ada proses lagi karena setiap peraturan itu kan ada proses harmonisasi dan lain-lain dilihat agar dia tidak tumpang tindih dengan peraturan-peraturan yang ada," ucapnya.

Baca juga: Menteri Komdigi Meutya Hafid dorong Gen Z optimalkan AI

Peta Jalan AI Nasional dan peraturan tentang pengembangan dan penggunaan AI nantinya akan diterbitkan sebagai Perpres. Kemkomdigi menargetkan kedua dokumen itu bakal terbit pada tahun ini.

"Kalau prosesnya sudah selesai saya kira segera (terbit), kita berharap tahun ini bisa selesai," kata Nezar.

Proses perancangan Peta Jalan AI Nasional, katanya, telah melalui proses diskusi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pembahasan rancangan tersebut dilakukan dalam 21 kali pertemuan yang melibatkan lebih dari 400 partisipan.

"Jadi kita coba merangkum semua aspirasi yang muncul dari para pemangku kepentingan," ucap Nezar.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan Peta Jalan AI Nasional dibutuhkan untuk menyamakan visi dalam mengembangkan AI di Indonesia.

"Ibarat jalan dari Denpasar mau ke Sanur, kalau salah sampainya akan beda, bisa setengah jam, bisa satu jam, apalagi kalau lewat jalan yang macet. Inilah kenapa peta jalan itu penting," katanya saat mengunjungi kampus Universitas Udayana di Bali pada 28 Agustus 2025.

Baca juga: Kemkomdigi optimalkan AI Talent Factory percepat program prioritas

Baca juga: Indonesia siap pimpin ekonomi digital ASEAN lewat optimasi AI

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |