Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri mengatakan penyelesaian perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (I-EU CEPA) menjadi solusi strategis di tengah situasi global yang tidak menentu.
Wamendag menyatakan dalam menanggapi perubahan lanskap global, Presiden Prabowo telah menginstruksikan kabinetnya untuk bergerak maju dengan strategi yang didasarkan pada diplomasi, solidaritas regional, dan diversifikasi jangka panjang.
"Agenda diversifikasi pasar ekspor Indonesia tidak hanya sebagai respons terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump, tetapi merupakan kelanjutan dari strategi jangka panjang Indonesia untuk memperluas akses pasar, meningkatkan ketahanan perdagangan, dan mendorong penciptaan lapangan kerja," jelas Roro Esti dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Sebelumnya, Parlemen Uni Eropa mengunjungi kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (16/4/2025), guna membahas terkait penyelesaian perundingan I-EU CEPA.
Wamendag Roro juga menjadi pembicara kunci pada seminar "New Geopolitical Context: Trade as an Opportunity for Stronger Indonesia-EU Ties" yang diselenggarakan Komite Perdagangan Internasional Parlemen Uni Eropa (INTA) di Jakarta.
Acara seminar tersebut turut menghadirkan narasumber di antaranya Wakil Presiden Komite Perdagangan Internasional Parlemen Uni Eropa (INTA) MEP Kathleen van Brempt; Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR Ravindra Airlangga; Minister Counsellor Delegasi Uni Eropa untuk ASEAN-Parliamentary Relations, Antoine Ripoll; Sekretaris Jenderal Indonesian Youth Diplomacy, Alvin Adityo; serta Co-Founder Synergy Policies, Dinna Prapto Raharja.
Dalam lawatannya ke Indonesia tersebut, delegasi Parlemen Uni Eropa mengangkat beberapa pembahasan terkait politik, ekonomi, perdagangan, dan penanaman modal.
Wamendag mengatakan perundingan perdagangan internasional menjadi salah satu fokus kerja Kementerian Perdagangan demi perluasan pasar global dan kemudahan ekspor komoditas Indonesia.
Roro Esti pun turut aktif mengawal jalannya perundingan, terutama Indonesia-Uni Eropa CEPA hingga diharapkan dapat dirampungkan pada pertengahan tahun ini sesuai arahan Presiden.
"Nilai perdagangan Indonesia-UE saat ini mencapai 30,2 miliar dolar AS pada 2024. Pada 2011, Indonesia-EU Vision Group mengantisipasi bahwa CEPA dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan nilai perdagangan minimal sebesar 2 miliar dolar. Melihat tren positif perdagangan dua arah periode 2019-2024, yang mencapai 5,7 persen, CEPA dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi kedua belah pihak," sebut Wamendag.
Terkait pertemuan bilateral Indonesia dengan negara-negara anggota Uni Eropa, Roro Esti didampingi jajaran unit Kementerian Perdagangan telah menerima beberapa duta besar negara anggota Uni Eropa seperti Prancis, Swedia, Hungaria, Siprus, Bulgaria, dan Dubes Uni Eropa Denis Chaibi.
Para duta besar tersebut telah menyatakan dukungan dan keberpihakan mereka dalam penyelesaian I-EU CEPA yang telah berlangsung sebanyak 19 putaran dalam kurun waktu 9 tahun.
Wamendag Roro juga berharap agar terbukanya akses pasar dan kemudahan ekspor bagi produk dalam negeri ke pasar Eropa, serta sebaliknya.
"Indonesia juga mengharapkan akses pasar yang menguntungkan bagi produk-produk utama seperti minyak kelapa sawit, alas kaki, tekstil dan pakaian, produk kayu, kopi, dan perikanan. Kami juga terbuka untuk mengeksplorasi produk-produk potensial yang ditawarkan UE untuk pasar kami," jelasnya.
Dengan demikian, lanjutnya, momentum politik yang telah ada menunggu untuk dimanfaatkan sepenuhnya.
"Kita perlu melihat ini sebagai peluang untuk mengamankan pertumbuhan kita, dan menyelesaikan perbedaan kita di tengah turbulensi geopolitik," sebut Wamendag Roro.
Baca juga: Indonesia dan INTA Parlemen Eropa soroti penyelesaian I-EU CEPA
Baca juga: Wamendag: Revitalisasi TIFA untuk perluas perdagangan AS-Indonesia
Baca juga: Wamentan dukung gerakan petani milenial perkuat ekspor pangan
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025