Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menyebut menghadapi kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) membutuhkan literasi AI atau kemampuan menginterpretasi hasil penggunaan AI.
"Kalau kita punya literasi AI itu adalah kita bisa memutuskan untuk menginterpretasi dari segala sesuatu yang dikeluarkan oleh AI dan itu kita harus gunakan. Jangan kita tidak gunakan AI-nya, bukan itu pesan saya," ujar Wamendiktisaintek Stella dalam orasi ilmiah dalam Wisuda Sarjana dan Pascasarjana Universitas YARSI Semester Ganjil Tahun Akademik 2024-2025 di Jakarta, Sabtu.
Literasi AI berarti memiliki kemampuan untuk berpikir kritis dan analitis dalam penggunaannya, termasuk melakukan verifikasi ulang atau memeriksa kembali data yang dikeluarkan oleh kecerdasan buatan tersebut.
Hal itu penting untuk sektor pendidikan menghadapi era penggunaan AI dalam beragam sendi kehidupan. Stella menyebut selain literasi AI, diperlukan juga kemampuan pengguna untuk membuat keputusan dan pengecualian.
Baca juga: Donald Trump pertimbangkan untuk larang warga AS pakai AI DeepSeek
Kemampuan tersebut dibutuhkan agar individu tidak tertinggal oleh AI, mengingat kemampuan AI untuk membaca data dan memiliki memori yang lebih baik dibandingkan manusia.
"Yang sangat penting sekali adalah pemikiran tentang manusianya. Artinya, jika Anda tidak ingin tergantikan AI, Anda harus bisa mengerti sesama manusia," jelasnya.
Dia memberikan contoh, dalam perancangan aplikasi yang menggunakan AI diperlukan juga sudut pandang penggunaannya oleh manusia. AI adalah alat bukanlah faktor yang harus menjadi prioritas utama.
Ketiga faktor tersebut, jelasnya, dibutuhkan oleh perguruan tinggi yang berperan menjadi tempat untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki pemikiran riset dan menghasilkan tenaga kerja yang dengan spesialisasi dan mampu beradaptasi.
Baca juga: ILO ungkap penelitian tentang AI mentransformasi K3 di tempat kerja
Baca juga: Kecerdasan Buatan Memenangkan Perlombaan Drone Otonom Tercanggih di Dunia di Abu Dhabi
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025