Makassar (ANTARA) - DP3A UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Pemerintah Kota Makassar melaksanakan layanan konseling hukum dan psikolog terhadap Bilqis Ramadhany (4) anak korban penculikan bermodus adopsi ilegal guna memulihkan traumatiknya, setelah berhasil dibawa pulang tim kepolisian dari Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
"Karena Bilqis sudah kembali, kami sudah sampaikan ke orang tuanya ketika nanti Bilqis kembali, kami akan melihat kepedulian, memberikan layanan psikolog kepada Bilqis dan juga kepada orang tuanya," ujar Tim Konselor Hukum UPTD PPA Makassar Sitti Aisyah di Makassar, Sulawesi Selatan.
Menurutnya, setiap anak korban kekerasan atau pun hal lain yang mempengaruhi psikologinya mengalami rasa trauma. Kendati saat ini anak korban masih terlihat ceria dan berada di pangkuan orang tuanya, namun belum bisa dipastikan kondisi kejiwaannya membaik.
"Namanya korban kekerasan, pasti akan mengalami trauma. Mungkin saat ini kita lihat dia masih ceria, ketawa-ketawa tapi kita belum tahu. Nanti kalau tidak banyak orang di sampingnya, dia pasti akan mengingat kembali apa yang dialami," tuturnya menganalisa.
Apalagi, lanjut Aisyah, bila anak korban diminta bercerita maka bisa saja membangkitkan rasa traumanya. Mengingat saat penjemputan di lokasi wilayah pinggir hutan Suku Anak Dalam (SAD) Jambi oleh tim kepolisian, terlihat di video anak korban tidak mau diambil untuk dibawa pulang ke Makassar.
"Nah, itu salah satu tanda bahwa anak ini memang mengalami trauma pada saat kejadian menangis dan berteriak-teriak (dalam video viral saat dijemput tim gabungan kepolisian Jambi dan Makassar)," ungkap dia.
Saat ini anak korban berada di rumahnya dengan perlindungan penuh pihak keluarga serta pendampingan dari tim UPTD PPA Makassar yang intens melakukan konseling serta komunikasi dengan keluarganya.
Saat ditanyakan bagaimana kondisi dua anak pelaku perempuan inisial SY yang menculik Bilqis lalu menjualnya Rp3 juta kepada jaringan terduga Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) berkedok adopsi ilegal, kata dia, masih berada di rumah aman atau rumah perlindungan sementara (RPS).
Lantas bagaimana dengan dua anak pelaku berkaitan dengan pendidikan mereka, mengingat keduanya merupakan korban dari perilaku kriminal ibunya, Aisyah mengemukakan sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah, sebab sudah beberapa hari berada di RPS.
"Nanti, setelah dilakukan asesemen, karena sangat banyak ini (asesemen kompleks). Kami telah berkoordinasi pihak sekolah, sama juga untuk pemulihan. Kami tetap melaksanakan layanan sekolah kepada dua anak ini, karena sedikit banyak mereka mengetahui mamanya ini menjual anak," paparnya.
Mengenai dengan kondisi perekonomian pelaku, kata dia, sejauh ini masih dilakukan asesemen, dan pasti pihak UPTD PPA Makassar terus berupaya memulihkan psikologi anak-anak korban tersebut.
Menanggapi hal tersebut, pihak keluarga anak korban menyambut baik langkah UPTD PPA Pemkot Makassar memperhatikan kondisi kejiwaan anaknya agar segara pulih usai kejadian yang menjadi perbincangan publik.
Baca juga: Polrestabes Makassar ungkap penyelamatan Bilqis di Provinsi Jambi
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































