UNRWA: Harga pangan Gaza melonjak ekstrem usai lahan diratakan Israel

3 hours ago 2

New York (ANTARA) - UNRWA memperingatkan lonjakan harga pangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza akibat penghancuran lahan pertanian oleh Israel.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa harga makanan di Jalur Gaza meroket ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat penghancuran dan perampasan lahan oleh Israel.

Melalui pernyataan yang dirilis pada Jumat (17/10), UNRWA mengatakan hampir seluruh lahan pertanian di Jalur Gaza kini "hancur atau tidak dapat diakses", sehingga warga kehilangan sumber penghasilan.

Kondisi itu juga menyebabkan harga pangan mencapai rekor tertinggi setelah dua tahun perang Israel yang berdampak menghancurkan kesejahteraan masyarakat Palestina, khususnya di Gaza.

Badan PBB itu menjelaskan bahwa keluarga-keluarga di Palestina yang sebelumnya bergantung pada hasil panen dari lahan mereka di Gaza kini tidak lagi memiliki sumber pendapatan, sehingga tidak mampu membeli makanan, sekalipun tersedia di pasaran.

Dalam unggahan di platform X, UNRWA mengatakan, "Satu kilogram tomat yang dulu harganya 60 sen (sekitar Rp9.940), kini mencapai 15 dolar (sekitar Rp248.350) — jika masih bisa ditemukan".

UNRWA menambahkan: "Sampai sektor pertanian Gaza dapat dibangun kembali, harus ada distribusi bantuan yang disalurkan dengan benar-benar tanpa hambatan".

Sumber: WAFA

​​​​​​​

Baca juga: PBB: Biaya rekonstruksi Gaza sangat besar, butuh bantuan internasional

Baca juga: Palestina desak Uni Eropa pastikan gencatan senjata Gaza ditegakkan

Baca juga: WFP: bantuan pangan ke Gaza masih di bawah kebutuhan mendesak

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |