Samarinda (ANTARA) - Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Kalimantan Timur menemukan satu kasus indikasi kecurangan selama pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) tahun ajaran 2025/2026, yang digelar mulai 23 April hingga 2 Mei 2025.
"Dari total 11.975 peserta yang melaksanakan tes di lokasi Unmul, kami hanya mendapati satu peserta yang terindikasi melakukan kecurangan sebelum ujian dimulai," ujar Wakil Rektor I Bidang Akademik Unmul Profesor Lambang Subagiyo di Samarinda, Jumat.
Lanjut dia, modus kecurangan yang dilakukan peserta tersebut adalah dengan memanfaatkan perangkat elektronik tersembunyi. Pihaknya menduga kamera tersebut digunakan untuk memotret soal ujian dan kemudian dijawab dari jarak jauh, sementara perangkat di telinga berfungsi untuk menerima jawaban.
Lambang menegaskan bahwa Universitas Mulawarman telah mengantisipasi potensi kecurangan dengan berbagai langkah preventif, seperti penggunaan perangkat valid berupa metal detektor, kemudian tempat duduk yang disusun berjarak, hingga pengawas berlapis.
"Kami scan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sehingga dipastikan aman sebelum peserta mengerjakan soal," tuturnya.
Baca juga: ITB akui satu mahasiswanya terlibat perjokian UTBK 2025
Baca juga: Undip sediakan 68 metal detector amankan UTBK
Selain upaya dari pihak universitas, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiksaintek) juga memberikan informasi terkait peserta dengan indikasi anomali.
"Misalnya kediaman peserta di Jakarta, ambil minat kampus di Surabaya dan di Jogja, namun ikut tes di Unmul Samarinda, menimbulkan kecurigaan kenapa jauh-jauh ujian di sini. Maka kami mengantisipasi hal itu," imbuh Lambang.
Menurutnya, penemuan satu kasus kecurangan ini memberikan efek jera bagi peserta lain. Ia menambahkan bahwa pengawasan ketat pada hari pertama, di mana pimpinan universitas turun langsung memantau, membuat potensi kecurangan sangat kecil.
Upaya kecurangan baru muncul di hari kedua, namun berhasil terdeteksi lebih awal. Informasi penemuan kecurangan ini pun diyakini telah menyebar sehingga mencegah potensi kecurangan di hari-hari berikutnya.
Menanggapi temuan kecurangan tersebut, Profesor Lambang menyatakan bahwa tindakan tegas diberikan kepada peserta yang bersangkutan sesuai dengan aturan yang berlaku. "Kami bubuhkan di berita acara terkait kejadian kecurangan peserta tersebut dan sudah dipastikan tidak lulus," tegasnya.
Baca juga: Undip fasilitasi empat penyandang difabel ikuti UTBK
Baca juga: Panitia SNPMB mohon maaf keliru tampilkan foto joki dalam UTBK 2025
Baca juga: Rektor USU tegaskan sanksi hukum bagi pelaku ujian yang curang
Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025