Jakarta (ANTARA) - Direktorat Kebudayaan Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan Majelis Nyala Purnama ke-7 bertema “Pahlawan Rakyat” sebagai tanda hormat pada mereka yang berjasa pada negeri ini namun tak pernah tersebutkan dan tak ada yang mengenang.
"Meski dekat dengan rakyat dan memiliki peran strategis dalam perjuangan tapi pahlawan rakyat sering dilupakan bahkan tidak mendapat perhatian. Saatnya kita memberi apresiasi untuk pahlawan rakyat dan mencari sosok pahlawan yang benar-benar berjuang untuk rakyat,” kata Direktur Kebudayaan Universitas Indonesia Ngatawi Al-Zastrouw dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Majelis Nyala Purnama yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Pahlawan digelar melalui kerja sama Direktorat Kebudayaan Universitas Indonesia bersama dengan Komoenitas Makara dan Urban Spiritual Indonesia.
Baca juga: Universitas Terbuka bawa semangat Hari Pahlawan dalam wisuda 2025
Ketua Komoenitas Makara Fitra Manan mengatakan, di setiap lembar sejarah ada ribuan nama yang hilang dan wajah yang terlupakan.
Bagi Fitra, mereka adalah para pahlawan tak dikenal yang berjuang demi cita-cita mulia. Oleh karena itu, jasa para pahlawan patutnya dikenang untuk menghormati pengorbanan tanpa pamrih mereka.
"Dengan mengenang mereka, kita memastikan bahwa api semangat dan keberanian yang mereka nyalakan tidak akan pernah padam, dan bahwa pengorbanan terhebat selalu dilakukan dalam kerendahan hati,” tutur Fitra.
Baca juga: Sarwo Edhie pahlawan nasional, AHY kenang pelajaran hidup "Pak Ageng"
Sebagai penutup acara, para peserta diajak bermeditasi bersama untuk lebih memahami makna dari inti perjuangan para pahlawan.
Pendiri Urban Spiritual Indonesia Turita Indah Setyani menjelaskan meditasi membantu individu menjadi pahlawan bagi diri sendiri mencapai kemerdekaan dan kebebasan dari pikiran dan emosi yang membelenggu.
Baca juga: Profil 10 pahlawan nasional baru yang ditetapkan Prabowo tahun 2025
"Dalam konteks ini, meditasi dapat dilihat sebagai bentuk perjuangan batin untuk mencapai kesadaran kemerdekaan dan kebebasan diri sendiri. Seperti pahlawan rakyat yang berjuang melawan penjajah, meditasi membantu individu “melawan” pikiran dan emosi negatif yang dapat menjajah diri sendiri," ujar Turita.
Puluhan pengisi acara tampil dalam acara ini antara lain Direktur Kebudayaan Universitas Indonesia Dr. Ngatawi Al-Zastrouw, Direktur Sejarah dan Permuseuman Kementerian Kebudayaan Prof. Dr. Agus Mulyana, M.Hum, pendiri Urban Spiritual Indonesia Dr. Turita Indah Setyani, Indra Sabil AFI, Tunas Muda, Aryo Srengenge, Swara SeadaNya, dan Hadrah Banjari Assalam.
Baca juga: Mendikdasmen ajak generasi muda teladani pahlawan dengan kerja keras
Baca juga: Wamenag ajak siswa madrasah bercita-cita jadi pahlawan negeri ini
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































