Udara Jakarta Jumat ini tidak sehat bagi kelompok sensitif

8 hours ago 6

Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara Kota Jakarta pada Jumat pagi ini tercatat tidak sehat bagi kelompok sensitif, sehingga mereka disarankan mengenakan masker saat berada di luar rumah, demikian menurut laman IQAir dengan pembaruan pada pukul 05.00 WIB.

IQAir mencatat kualitas udara Jakarta berada pada poin 142 dengan tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 52 mikrogram per meter kubik atau 10,4 lebih tinggi nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

PM 2,5 merupakan partikel berukuran lebih lebih kecil 2,5 mikron (mikrometer) yang ditemukan di udara termasuk debu, asap dan jelaga. Paparan partikel ini dalam jangka panjang dikaitkan dengan kematian dini, terutama pada orang yang memiliki penyakit jantung atau paru-paru kronis.

Rekomendasi kesehatan terkait kualitas udara saat ini selain mengenakan masker khusus kelompok sensitif, juga mengurangi beraktivitas di luar ruangan, menutup jendela demi menghindari udara luar yang kotor, dan menyalakan penyaring udara.

Adapun kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan keempat terburuk di Indonesia, setelah Serpong, Banten (178); Tangerang, Banten (175), dan Tangerang Selatan, Banten (157).

Sementara itu, di tengah fenomena air hujan mengandung mikroplastik di Jakarta, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyarankan masyarakat memantau kualitas udara sebelum keluar dari rumah, dan mengenakan masker apabila kualitas udara tercatat tak sehat.

Ketua Sub-Kelompok Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Rahmat Aji Pramono merekomendasikan masyarakat mengenakan masker KN95 walau mungkin tak membuat nyaman terutama saat berada di luar ruangan karena tebal.

Namun, menurut dia, masker medis biasa sudah cukup untuk bisa terhindar dari paparan polutan khususnya partikel 2,5, yang di salah satu komponenannya mikroplastik.

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta memperkuat sistem pemantauan kualitas udara agar masyarakat dapat mengetahui kondisi lingkungan secara real-time melalui portal udara.jakarta.go.id dan JAKI.

Melalui platform ini, warga bisa memantau indeks kualitas udara harian serta mengambil langkah antisipatif terhadap kondisi udara yang memburuk, seperti menggunakan masker hingga membatasi aktivitas di luar ruangan bagi kelompok sensitif.

“Kami juga tengah menyiapkan Early Warning System (EWS) yang dikembangkan dari platform udara.jakarta.go.id agar masyarakat dapat mengetahui prakiraan kondisi polusi udara hingga tiga hari ke depan,” kata Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |