Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengapresiasi prajurit Yonif 848/Spc yang telah berhasil menggagalkan aksi pencurian di Jakarta Barat, Rabu.
Menurut Wahyu, aksi para prajuritnya mencerminkan kesiapsiagaan TNI dalam melayani dan mengayomi masyarakat.
"Aksi spontan dan terukur itu menunjukkan bahwa prajurit TNI AD selalu hadir di tengah masyarakat, tidak hanya dalam tugas operasi, tetapi juga ketika melihat adanya ancaman terhadap keselamatan rakyat," kata Wahyu saat dikonfirmasi di Jakarta.
Wahyu mengaku sudah menerima laporan terkait kronologi peristiwa penindakan kriminal yang dilakukan anggotanya itu. Dia berharap apa yang telah dilakukan prajurit ini bisa menjadi contoh untuk prajurit TNI AD lain agar lebih maksimal dalam melayani masyarakat.
Rombongan TNI dari Batalyon TP 848 menggagalkan pencurian tiga unit sepeda motor di jalan tol di wilayah Meruya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung membenarkan adanya pencurian tersebut.
Baca juga: Prajurit TNI AD simulasi tarung di atas Tank BMP-3M saat HUT TNI
"Ya, benar ada kejadian itu, tapi LP (laporan polisi) masuk ke Polsek Setiabudi," kata Arfan di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan informasi yang diterima ANTARA, peristiwa itu terjadi saat pasukan TNI dari Batalyon TP 848 di bawah pimpinan Letkol Dewa sedang dalam perjalanan menuju markas dengan menggunakan truk.
Tidak jauh dari lokasi kejadian, terdengar teriakan warga yang meminta tolong lantaran sedang mengejar mobil sejenis Mini van berwarna silver yang melaju ke arah tol.
Truk berisi rombongan TNI itu pun lantas mengejar dan memepet kendaraan Mini van tersebut hingga akhirnya berhasil dihentikan.
Dari dalam mobil van itu, anggota TNI mengamankan dua orang terduga pelaku pencurian kendaraan bermotor.
Setelah diperiksa, di bagian dalam mobil van tersebut ditemukan tiga unit sepeda motor yang akan dibawa pelaku ke Lampung.
Pewarta: Walda Marison
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
