Tips bagi orang tua menghadapi perubahan emosi anak saat PMS

1 week ago 10

Jakarta (ANTARA) - Perubahan emosi yang dialami anak perempuan saat menjelang menstruasi atau Premenstrual Syndrome (PMS) sering kali menjadi hal yang memusingkan bagi orang tua.

Kendati demikian, orang tua mempunyai peran penting dalam membantu anak memahami dan mengelola emosi mereka selama fase ini.

Dengan pendekatan dan tindakan yang tepat, PMS dapat menjadi momen pembelajaran emosional dari orang tua bagi anak.

Baca juga: Manfaat es batu, tingkatkan kualitas tidur juga atasi PMS

Memahami PMS dan dampaknya pada emosi anak

PMS adalah kondisi yang umum terjadi pada perempuan, termasuk remaja, beberapa hari sebelum menstruasi dimulai.

Gejalanya seperti perubahan suasana hati, kecemasan, mudah marah, hingga perasaan sedih. Selain itu, gejala fisik seperti kelelahan, kram perut, dan nyeri tubuh juga sering terjadi.

Hal ini disebabkan, sebelum menstruasi kadar hormon mengalami fluktuasi, di mana estrogen mulai menurun dan progesteron meningkat.

Menurut Child Mind Institute, PMS dapat memengaruhi kemampuan anak untuk berkonsentrasi dan menjalani aktivitas sehari-hari, sehingga dapat merasakan frustrasi dan mudah tersinggung.

Dalam kasus yang lebih berat, seperti Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD), gejalanya bisa jauh lebih intens sehingga memengaruhi kesehatan mental anak.

Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) adalah kondisi yang lebih serius ditandai dengan berbagai gejala fisik dan emosional yang muncul.

Gejala ini biasanya terjadi pada fase luteal, yakni periode menjelang menstruasi sekitar 5-8 hari, ketika tubuh mengalami perubahan hormonal yang drastis dan efek yang tidak terkontrol.

Cara orang tua dalam menghadapi perubahan emosi anak saat PMS

Orang tua memiliki peran dalam membantu anak mengelola emosi mereka selama PMS. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan:

Baca juga: Mengapa perempuan suka "bad mood" saat PMS?

1. Validasi emosi anak

Langkah pertama adalah mengakui emosi yang dirasakan anak. Validasi emosi memberikan rasa diterima kepada anak sehingga mereka merasa tidak sendirian.

Misalnya, orang tua dapat mengatakan, “Aku melihat kamu sedang merasa sedih hari ini. Itu wajar kok kalau kamu merasa seperti itu”.

Selain itu, validasi juga alasan emosi mereka namun secara tidak langsung, seperti "Tidak apa-apa kamu merasa kesal karena kamu sedang perubahan hormon menstruasi".

2. Ajarkan cara mengelola emosi

Orang tua dapat membantu anak untuk mengelola emosi mereka. Salah satu caranya dengan teknik bernapas dalam-dalam, menghitung hingga sepuluh, atau menulis curahan perasaan di buku, dapat membantu meredakan emosinya.

Selain itu, melakukan aktivitas seperti olahraga ringan atau yoga juga dapat direkomendasikan untuk membantu anak lebih rileks.

3. Tunjukkan rasa empati

Sikap empati dapat membantu anak menghadapi emosional PMS. Orang tua perlu menciptakan lingkungan yang mendukung dan menunjukkan bahwa orang tua memahami apa yang dirasakan oleh anak tanpa menghakimi perilaku mereka.

4. Ajarkan mengekspresikan emosi dengan baik

Anak perlu diajarkan cara mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang baik. Misalnya, mereka bisa diajak untuk menggambar atau bermain musik sebagai bentuk pelampiasan emosi.

Dengan cara ini, anak bisa belajar bahwa emosi negatif tidak harus selalu diekspresikan melalui perilaku marah-marah atau menarik diri.

Baca juga: Meredakan PMS dengan bahan alami

5. Dukung kesehatan fisik dengan konsumsi nutrisi

Selain dukungan emosional, dukungan terhadap kebutuhan fisik anak juga sangat penting.

Anjurkan anak kurangi konsumsi makanan bergaram untuk mengatasi kram perut dan konsumsi makanan bernutrisi seperti buah-buahan, kacang-kacangan, ikan, dan sayuran hijau, untuk dukung fungsi otak dan stabilitas suasana hati anak.

Lalu, lakukan kegiatan ringan seperti berjalan kaki dan tidur yang cukup, supaya meningkatkan suasana hati lebih baik selama PMS.

Cara menghadapi tantangan PMDD pada anak

Dalam kasus PMDD yang lebih parah, orang tua perlu berkonsultasi dengan dokter atau terapis agar anak mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Terapi perilaku kognitif (CBT) dan perubahan gaya hidup sering kali menjadi solusi jangka panjang untuk mengelola gejala PMDD.

Itulah cara orang tua berperan dalam menghadapi perubahan emosi anak saat PMS. Orang tua memerlukan rasa sabar tinggi dan pemahaman tentang PMS yang tepat.

Dengan memberikan validasi emosi, membangun empati, serta dukungan fisik dan emosional, orang tua dapat membantu anak melewati masa sulit lonjakan suasana hatinya.

Baca juga: Penyebab kelelahan menjelang menstruasi dan cara menanganinya

Baca juga: Kenali gejala sebelum dan saat menstruasi bagi wanita

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |