Ambon (ANTARA) - Tim 1 Ekspedisi Patriot Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan kegiatan pemetaan dan penyusunan rekomendasi potensi kawasan transmigrasi di 14 desa administratif di Kawasan Transmigrasi Sapalewa, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
“Sebelum melakukan observasi lapangan, tim berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten untuk memperoleh gambaran awal pembangunan kawasan,” kata Ketua Tim Ekspedisi ITB Acep Purqon, dalam keterangan pers yang diterima di Ambon, Senin.
Kegiatan ini berlangsung sejak akhir Agustus hingga awal Desember 2025. Program ini merupakan bagian dari Ekspedisi Patriot Transmigrasi yang bertujuan mengevaluasi dinamika sosial, ekonomi, dan lingkungan di kawasan transmigrasi serta menyusun rekomendasi berbasis data bagi perbaikan tata kelola wilayah.
Ia mengatakan, kajian dilakukan melalui analisis dokumen perencanaan, data spasial, dan arsip historis program transmigrasi, yang kemudian dilanjutkan dengan observasi langsung dan survei sosial di desa-desa, termasuk SP 1 Huaulu sebagai satuan pemukiman utama.
Baca juga: Mentrans: Transmigrasi bukan sekadar perpindahan penduduk
Menurut Acep Purqon, hasil observasi menunjukkan sebagian besar layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur jalan, penerangan, dan air bersih masih terbatas.
“Banyak rumah warga belum tersertifikasi, sementara lahan usaha pertanian belum tercetak sesuai rencana awal. Kekurangan tenaga pendidik dan ketiadaan peta batas wilayah juga menjadi tantangan administratif di kawasan Sapalewa,” ujarnya.
Meski demikian, masyarakat setempat menunjukkan semangat tinggi dengan mengembangkan aktivitas ekonomi lokal melalui pembentukan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Pewarta: Winda Herman
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































