Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq akan menyisir 48 kawasan industri di Jabodetabek sebagian bagian dari upaya penanganan polusi udara dan berbagai isu pencemaran lainnya.
"Saya akan terus menyisir 48 kawasan industri yang berdasarkan laporan kepada saya terdapat lebih dari 1.000 cerobong asap yang kemudian berkontribusi (terhadap polusi) di dalam rangka penanganan kualitas udara Jabodetabek," kata Menteri LH/Kepala BPLH Hanif dalam kunjungan ke kawasan industri di Cikarang, Jawa Barat pada Rabu.
Langkah pengawasan itu diperlukan mengingat penurunan kualitas udara di Jabodetabek akan berdampak pada kesehatan 30,4 juta orang yang tinggal di wilayah tersebut. Menjelang musim kemarau, langkah pengawasan itu kemudian harus dilakukan untuk menekan potensi memburuknya kualitas udara di wilayah Jabodetabek.
Namun, jelasnya, di sisi lain Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) melihat urgensi dilakukan langkah kuratif terutama untuk menanggulangi polusi udara yang disebabkan oleh pembakaran tungku dan cerobong asap yang diperkirakan berkontribusi sekitar 20 persen.
"Ini kemudian diindikasi salah satunya disumbang dari cerobong-cerobong industri yang ada di Jabodetabek. Ini yang kemudian kita ingin bicara langsung, face to face, door to door, dengan para pengelola, para tenant di kawasan industri Jabodetabek," jelasnya.
Menurut data KLH, dari 48 kawasan industri yang berada di Jabodetabek hanya 11 kawasan yang sudah menjadi peserta program penilaian kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup atau PROPER. Sebanyak dua dari 11 kawasan industri itu berada dalam kategori merah, atau dianggap telah melakukan upaya tapi belum mencapai hasil optimal.
Baca juga: KLH siap sanksi kawasan industri agar kelola lingkungan lebih baik
Baca juga: Tim Gakkum KLH tangani pabrik tahu berbahan bakar sampah di Sidoarjo
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025