Tambang primer jadi andalan baru PT Timah

1 month ago 11

Pangkalpinang (ANTARA) - PT Timah (Persero) Tbk tengah mengembangkan pertambangan timah primer atau yang berada di daratan dalam bentuk batuan sebagai andalan baru guna mengantisipasi menipisnya stok timah aluvial.

Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara mengatakan cadangan timah aluvial atau endapan timah yang biasa diangkut dari lautan, di wilayah operasional perusahaan diperkirakan akan berkurang pada 2029. Oleh karena itu, perusahaannya mulai menggali ke arah sumber primer.

"Bisa dikatakan kandungan atau cadangan dari aluvial ini sudah mulai berkurang, yang nanti di tahun 2029 itu cadangan-cadangan dalam angka tertentu. Sudah mulai mengarah ke sana (tambang primer). Nah, di sinilah proses responsif atau transformasi yang kami lakukan," ujar Suhendra di Pangkalpinang, Minggu.

Suhendra mengatakan timah primer memiliki cadangan hingga ratusan ribu ton, namun belum digarap secara optimal.

Menurut dia, saat ini perusahaan pelat merah tersebut sedang mengeksplorasi teknologi yang paling efisien untuk melakukan penambangan primer.

"Makanya kita fokus untuk melakukan sekaligus mencoba melihat teknologi apa yang efisien, tepat untuk bisa meningkatkan revenue dan sekaligus profitabilitas dari PT Timah," katanya.

Terkait lokasi, lanjut Suhendra, terdapat setidaknya empat tambang timah primer yang dimiliki PT Timah, namun yang menjadi fokus utama adalah Paku di Kabupaten Bangka Selatan, dan Batu Besi di Kabupaten, Belitung.

Namun demikian, Suhendra mengatakan bahwa PT Timah tetap akan melakukan studi kelayakan ulang atau re-feasibility study (FS) dengan menyesuaikan kondisi terbaru dari di bidang geologi dan teknologi.

"Kemarin, pada saat saya mengunjungi di Paku, itu selintas, karena basic saya di Dahana dulu, yang di situ blasting (pengeboman) di pertambangan. Saya lihat ini next pasti menggunakan blasting dengan kondisi contour dan geologi, karena primer itu kan batu," kata Suhendra.

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |