Jakarta (ANTARA) - Pengamat perkotaan, Yayat Supriatna memprediksi Taman Bendera Pusaka yang dibangun di kawasan Barito, Jakarta Selatan dapat menjadi oase di zona bisnis karena lokasinya yang strategis.
Taman yang mengintegrasikan tiga taman besar di Jakarta Selatan yakni Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Barito itu memiliki posisi terletak di kawasan primer dan pusat ekonomi kota Jakarta.
“Taman ini diprediksikan menjadi magnet baru. Bisa menjadi unsur rekreatif, berdagang, beraktivitas. Ini menjadi oase di tengah zona bisnis,” kata dia di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Ini fasilitas yang bakal disediakan di lahan kawasan Barito
Yayat mengatakan kepadatan penduduk di kawasan Barito cukup tinggi, sehingga dibutuhkan ruang terbuka hijau di tengah masyarakat.
Lalu, kehadiran taman di area tersebut menjadi unsur paripurna mengingat lokasinya di pusat perekonomian, pemerintahan, dan pelayanan lainnya.
"Orang akan mendapatkan ruang untuk menurunkan tekanan akibat pekerjaan dan lainnya. Apalagi, kalau taman itu hidup sampai malam hari,” kata Yayat.
Dia juga mengingatkan bahwa taman harus bisa diakses dari berbagai tempat, serta dilengkapi dengan trotoar yang nyaman bagi pejalan kaki dan akses transportasi yang terintegrasi.
“Tentu, dalam penataannya juga perlu disiapkan untuk unsur UMKM, karena hal itu juga yang dapat menghidupkan taman. Sehingga, dalam satu taman, bisa mencakup banyak hal,” katanya.
Adapun saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan penataan kawasan Barito sebagai bagian dari pembangunan Taman Bendera Pusaka. Ruang terbuka hijau ini dirancang menjadi ikon kebangsaan sekaligus ruang publik ramah keluarga.
Merefleksi sejarah Barito sebagai salah satu ikon Jakarta, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen, penataan kawasan dilaksanakan dengan mengedepankan kemanusiaan.
Baca juga: Nama Taman ASEAN batal, akan diganti jadi Taman Bendera Pusaka
Baca juga: "Ground Breaking" tiga taman di Jaksel pada 8 Agustus
Baca juga: Rano nilai relokasi Pasar Barito untuk penataan kawasan taman
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































