Kunming (ANTARA) - Sekitar 500 jurnalis, akademisi, pejabat pemerintah, dan pengusaha dari 110 negara atau organisasi internasional dan regional berkumpul pada Jumat (5/9) di Provinsi Yunnan, China untuk menghadiri Forum Media dan Wadah Pemikir Global South 2025.
Tujuan bersama mereka adalah mengubah bobot ekonomi Global South yang terus meningkat, yang mewakili 40 persen produk domestik bruto (PDB) global dan 80 persen pertumbuhan dunia, menjadi suara yang sama kuatnya dalam bidang diskusi dan komunikasi internasional.
Dalam pertemuan selama lima hari itu, peserta akan berdiskusi dan menyumbangkan kebijaksanaan mereka untuk mewujudkan tema forum "Memberdayakan Global South, Menavigasi Perubahan Global", ke dalam solusi nyata untuk proyek-proyek praktis.
Sesi pleno akan bergantian dengan lokakarya tematik yang berfokus pada narasi pembangunan perdamaian, ruang redaksi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), pelestarian warisan budaya, dan topik lainnya.
Dua dokumen penting dijadwalkan akan dirilis, yakni Konsensus Yunnan yang merupakan komitmen bersama untuk memperluas produksi berita dan analisis secara kooperatif, serta laporan penelitian tentang kontribusi China terhadap produk intelektual publik global, yang merangkum praktik terbaik dari Inisiatif Selatan-Selatan negara tersebut.
Forum ini juga menandai peluncuran resmi Jaringan Kemitraan Komunikasi Bersama Global South (Global South Joint Communication Partnership Network), yang melibatkan lebih dari 1.000 outlet media, wadah pemikir, dan sejumlah lembaga lainnya dari 95 negara dan kawasan.
Ini merupakan edisi kedua dari forum tersebut, yang diselenggarakan bersama oleh Kantor Berita Xinhua, Komite Partai Komunis China Provinsi Yunnan (Communist Party of China Yunnan Provincial Committee), dan Pemerintah Rakyat Provinsi Yunnan (People's Government of Yunnan Province). Forum ini pertama kali diselenggarakan November lalu di Sao Paulo, Brasil.
Para pakar dan intelektual yang hadir di forum itu menyoroti bahwa negara-negara Global South telah lama berada dalam posisi lemah dalam arena opini publik internasional. Sering kali menjadi objek pengamatan, narasi, dan pembentukan citra, suara mereka terpinggirkan, kisah mereka terdistorsi, dan kebenaran di baliknya dikaburkan.
Profesor Cheng Manli dari Fakultas Jurnalisme dan Komunikasi Universitas Peking menyatakan bahwa tugas bersama bagi negara-negara Global South adalah mematahkan pola opini publik internasional yang ada dan monopoli wacana, serta membangun posisi subjek dan keunggulan wacana mereka sendiri.
"Nasib Global South tidak seharusnya ditentukan oleh pihak lain, melainkan dibentuk oleh kita sendiri. Kita memerlukan kesatuan strategis, visi jangka panjang, dan keberanian politik," ujar mantan Perdana Menteri Mozambik Aires Ali kepada Xinhua.
Global South bukan hanya konsep geografis, melainkan juga suara, kekuatan, dan sejarah yang penuh perjuangan dan harapan. Ini adalah tanggung jawab bersama kita untuk memastikan suara ini terdengar, dihormati, dan dihargai oleh rakyat kita dan seluruh komunitas internasional.
Pandangannya juga digaungkan pemimpin redaksi surat kabar The Peninsula Qatar Khalid Mubarak Al-Shafi.
"Kita perlu memperkuat persatuan dan membangun konsensus antarnegara demi mencapai perdamaian. Kita harus bekerja sama untuk mendorong rasa saling pengertian dan rasa hormat, serta menolak segala bentuk kekerasan dan diskriminasi," kata Al-Shafi.
Para peserta forum ini meyakini bahwa kerja sama antara media dan wadah pemikir Global South memiliki potensi besar ke depan.
Dalam hal menjaga perdamaian dan stabilitas, defisit keamanan yang dihadapi dunia saat ini tidak hanya memerlukan mediasi politik dan dialog diplomatik, tetapi juga pembangunan jembatan pemahaman dan komunikasi oleh media dan wadah pemikir.
Para peserta juga menekankan pentingnya membangun kemitraan antara lembaga media dan wadah pemikir.
"Pengetahuan harus menjadi dasar narasi, dan narasi harus sampai kepada masyarakat," kata Direktur kantor berita negara Armenia, Armenpress, Narine Nazaryan kepada Xinhua.
Nazaryan menyerukan agar media dan wadah pemikir dari Global South menciptakan platform yang menggabungkan wawasan akademis dan jangkauan jurnalistik, agar dialog peradaban tidak hanya berhenti pada pernyataan, tetapi menjadi praktik sehari-hari.
"Global South adalah rumah bagi banyak budaya dan tradisi, masing-masing dengan cara tersendiri dalam memahami dunia," kata Sekretaris federal sekaligus Wakil Menteri Informasi dan Penyiaran Pakistan Ambreen Jan, kepada Xinhua.
"Jembatan yang kita bangun hari ini, bersama mitra kita di China dan seluruh negara Global South, dapat membawa solusi nyata untuk berbagai tantangan yang kita hadapi bersama," ujarnya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.