Jakarta (ANTARA) - Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni mengingatkan bahwa badak jawa (Javan rhinoceros) dan badak sumatera (Sumatran rhinoceros) adalah harga diri bangsa yang harus dijaga dalam peringatan Hari Badak Sedunia 2025.
Berbicara saat peringatan Hari Badak Sedunia 2025 di Jakarta, Senin, Menhut Raja Juli memperingatkan populasi dua satwa endemik asli Indonesia itu berada dalam kondisi terancam punah, dengan populasi masing-masing spesies diprakirakan berada di bawah 100 individu.
Baca juga: Pemkot ingin buruh padati Stadion Rawa Badak Utara saat Hari Buruh
"Temanya benar sekali, cinta badak, cinta Indonesia, bahkan cinta dunia, karena adalah harga diri kita," kata Menhut.
Untuk itu dia mengingatkan perlunya sejumlah langkah termasuk memperbaiki tata kelola hutan agar mendukung upaya konservasi yang dilakukan demi menjaga satwa endemik Indonesia seperti badak jawa dan sumatera.
Pemerintah sendiri lewat Kementerian Kehutanan (Kemenhut) sedang melakukan sejumlah upaya untuk menambah populasi satwa terancam punah badak jawa yang spesiesnya hanya tersisa di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.
Dalam Operasi Merah Putih yang diluncurkan pada awal September 2025, Kemenhut bekerja sama dengan TNI dan Yayasan Badak Indonesia (YABI) untuk memindahkan badak jawa dari Semenanjung Ujung Kulon menuju Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) yang masih berada di lokasi konservasi tersebut.
Selain itu, Kemenhut juga baru-baru ini bekerja sama dengan IPB University untuk mengembangkan bank hayati atau biobank dan penerapan teknologi reproduksi berbantu (Assisted Reproductive Technology/ART) untuk menambah populasi badak jawa.
Direncanakan translokasi badak sumatera yang berada masih berada di luar kawasan konservasi di sejumlah titik di Pulau Sumatera.
Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut Satyawan Pudyatmoko mengingatkan ancaman terhadap populasi badak selain perburuan terdapat juga perkawinan sedarah.
Baca juga: Yayasan KEHATI: Badak bermanfaat bagi kehidupan manusia
Baca juga: WWF galang dukungan untuk perlindungan badak
Untuk badak jawa, katanya, translokasi diperlukan karena satwa itu menghadapi risiko tinggi dengan keterbatasan daya dukung habitat, rendahnya keragaman genetik, serta tingkat inbreeding mencapai 58,5 persen.
Dalam kesempatan peringatan Hari Badak Sedunia 2025 mengambil tema "Badak Lestari, Bumi Berseri" sekaligus meresmikan patung perunggu badak jawa seberat 1,73 ton yang diserahkan International Rhino Foundation (IRF).
Patung merupakan karya seniman dunia Gillie dan Marc diserahkan kepada Pemerintah Indonesia melalui Kemenhut.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.