Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar menyoroti generasi muda saat ini yang enggan menjadi petani dan lebih memilih berprofesi sebagai aparatur sipil negara (ASN).
"Petani kita masih menderita, penghasilannya masih rendah, kesejahteraan masih rendah. Yang paling mengerikan, anak muda sudah enggak mau jadi petani. Maunya jadi PNS," kata Menko Muhaimin Iskandar dalam kegiatan "Pasar Murah" di Rusunawa Pasar Rebo, Jakarta, Senin.
Hal ini, menurut dia, disebabkan kehidupan petani yang masih belum sejahtera.
"Hari Tani Nasional kita peringati sebagai penghormatan kita kepada para petani yang telah berjasa menyuplai pangan kita, memberikan kebutuhan sehari-hari kita, petani kita yang terus mengabdi meskipun menderita. Anak muda enggak mau jadi petani karena petani memang menderita," kata Muhaimin Iskandar.
Untuk itu, pemerintahan Prabowo Subianto terus berjuang untuk menyejahterakan petani lewat kebijakan-kebijakan yang propetani.
"Kita semua sedang berjuang agar para petani kita betul-betul mendapatkan penghormatan, penghargaan, dan kesejahteraan," katanya.
Baca juga: Menko PM dorong regenerasi petani demi wujudkan kemandirian pangan
Menurut dia, ada tiga prioritas yang digaungkannya untuk menyejahterakan petani.
Pertama, mendorong kepemilikan tanah bagi para petani.
"Tentu ini akan terus memohon kepada Presiden, memohon kepada semua pihak, agar modal tanah untuk petani ini diperhatikan sungguh-sungguh, karena di situ menjadi fondasi petani berproduksi. Ibaratnya kailnya itu ya tanah itu," kata Muhaimin Iskandar.
Kedua, infrastruktur, ketersediaan dan keterjangkauan akses pada bahan baku, bahan produksi, mulai dari pupuk, bibit, dan irigasi.
Yang ketiga, pemasaran dan pasar.
Baca juga: Menko PM optimistis petani mampu wujudkan swasembada pangan nasional
"Kami menggandeng Gerakan Kebangkitan Petani dan Nelayan Indonesia (Gerbang Tani) dalam menjalankan tiga prioritas tersebut," ujarnya.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.