Syarat sah puasa yang harus dipenuhi agar ibadah diterima

1 week ago 5

Jakarta (ANTARA) - Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga ibadah yang memiliki aturan dan ketentuan tertentu agar diterima di sisi Allah SWT. Setiap Muslim yang menjalankan puasa wajib memahami syarat-syarat sahnya agar ibadah yang dilakukan tidak sia-sia.

Syarat sah puasa ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kesiapan individu hingga ketentuan waktu yang telah ditetapkan dalam syariat Islam.

Tanpa memenuhi syarat-syarat ini, ibadah puasa bisa dianggap tidak sah atau tidak diterima. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk mengetahui dan memahami ketentuan ini sebelum menjalankan puasa, terutama di bulan Ramadhan.

Baca juga: Benarkah muntah bisa membatalkan puasa? Ini penjelasannya

Syarat sah puasa

Berikut ini adalah syarat sah puasa yang perlu diperhatikan:

1. Niat

Niat menjadi aspek yang penting dalam menjalankan ibadah puasa. Setiap Muslim harus meneguhkan niatnya sebelum waktu fajar untuk memastikan puasanya dilakukan dengan kesadaran dan tujuan ibadah yang murni. Niat ini membedakan antara ibadah puasa dengan sekadar menahan lapar dan haus. Jika seseorang berpuasa tanpa niat yang jelas, maka puasanya tidak akan sah.

2. Beragama Islam

Puasa merupakan bagian dari ajaran Islam dan termasuk dalam rukun Islam. Oleh karena itu, hanya umat Islam yang diwajibkan untuk menjalankan puasa. Orang yang belum memeluk Islam tidak terikat dengan kewajiban ini, karena puasa adalah bentuk kepatuhan kepada Allah SWT yang hanya berlaku bagi mereka yang beriman.

Baca juga: Arti kata "mokel" istilah bahasa gaul di bulan puasa Ramadhan

3. Sudah baligh

Puasa diwajibkan bagi mereka yang telah mencapai usia baligh, yaitu ketika seseorang sudah masuk masa pubertas. Tanda-tanda baligh bagi laki-laki adalah keluarnya air mani, sementara bagi perempuan adalah datangnya menstruasi pertama kali. Anak-anak yang belum baligh tidak diwajibkan berpuasa, namun dianjurkan untuk mulai berlatih agar terbiasa saat sudah mencapai usia wajib.

4. Memiliki akal yang sehat

Puasa hanya diwajibkan bagi mereka yang memiliki akal yang sehat. Orang yang mengalami gangguan jiwa atau kehilangan kesadaran tidak diwajibkan untuk berpuasa, karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk memahami atau menjalankan ibadah dengan baik.

5. Memiliki kemampuan untuk berpuasa

Seorang Muslim harus berada dalam kondisi fisik yang mampu menjalankan puasa. Mereka yang sedang sakit parah atau dalam perjalanan jauh (musafir) diberikan keringanan untuk tidak berpuasa. Namun, mereka tetap diwajibkan mengganti puasa di hari lain setelah Ramadhan jika sudah dalam kondisi sehat dan mampu.

6. Bebas dari haid dan nifas

Bagi perempuan, salah satu syarat sah puasa adalah tidak sedang dalam kondisi haid atau nifas. Wanita yang sedang mengalami menstruasi atau nifas diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Namun, mereka tetap wajib mengganti puasa di luar bulan Ramadhan sebanyak hari yang ditinggalkan.

Baca juga: 7 tips menjaga kesehatan selama bulan Ramadhan agar puasa lancar

Baca juga: Hukum puasa Ramadhan dalam keadaan junub seharian, apakah sah?

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |