Jakarta (ANTARA) - Penelitian baru-baru ini mengungkapkan orang yang menderita alergi atau eksim kemungkinan menghadapi risiko komplikasi yang lebih tinggi setelah menjalani operasi.
Penelitian ang dipresentasikan pada pertemuan American College of Allergy, Asthma and Immunology (ACAAI) 2025, menunjukkan bahwa pasien dengan kondisi seperti asma, rhinitis alergi, dan penyakit kulit akibat alergi mengalami lebih banyak infeksi dan lebih mungkin memerlukan tindakan medis lanjutan.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 20.000 perempuan yang menjalani operasi rekonstruksi payudara akibat kanker, menunjukkan bahwa mereka yang memiliki eksim, dermatitis, atau kondisi kulit alergi lainnya lebih rentan mengalami komplikasi pada implan payudara segera setelah prosedur dilakukan.
Bahkan, tindak lanjut yang dilakukan setelah tiga tahun menunjukkan bahwa mereka yang memiliki kondisi tersebut juga lebih mungkin memerlukan operasi tambahan.
"Orang dengan eksim atau kondisi kulit serupa memang memiliki kulit yang lebih sensitif dan tingkat peradangan yang lebih tinggi. Hal itu tampaknya membuat penyembuhan pascaoperasi menjadi lebih sulit dan meningkatkan risiko infeksi," kata Philong Nguyen, peneliti dari Universitas Texas yang memimpin penelitian tersebut, dilansir Daily Mail.
Temuan serupa juga muncul dalam penelitian lain yang menganalisis 38.000 orang dewasa yang menjalani operasi cangkok tulang. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang memiliki kondisi eksim, asma, atau rhinitis alergi memiliki tingkat infeksi, peradangan tulang, dan komplikasi yang lebih tinggi.
"Bahkan dua tahun setelah operasi awal mereka, orang dengan kondisi atopik (alergi) masih lebih mungkin mengalami masalah seperti infeksi atau implan yang mengendur," kata Joshua Wang, peneliti dari Universitas Texas, yang memimpin penelitian terhadap pasien cangkok tulang tersebut.
Penelitian di atas menunjukkan bahwa kondisi alergi dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam hal pemulihan pascaoperasi, baik pada jaringan kulit maupun tulang.
Para ahli berpendapat bahwa peradangan dan perubahan pada sistem kekebalan tubuh yang menyertai kondisi tersebut dapat membuat tubuh lebih sulit untuk pulih.
Untuk itu, para peneliti menyimpulkan bahwa pasien dengan kondisi di atas harus mendapatkan pemantauan lanjutan setelah menjalani operasi.
Baca juga: Rangkaian alergi bisa berkembang dipicu faktor eksternal
Baca juga: Ini dampak buruk konsumsi gluten dan dairy bagi penderita alergi
Baca juga: Kenali gejala-gejala yang dapat muncul akibat alergi gluten
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































