Jakarta (ANTARA) - PT Sumbawa Timur Mining (STM) berkomitmen untuk terus mendampingi petani binaan lewat pertanian organik demi meningkatkan hasil panen, sekaligus mendukung pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Tim Community Development STM Vovia Witni dalam keterangan diterima di Jakarta, Senin (10/3), mengatakan bahwa pihaknya selalu memberikan pendampingan intensif kepada petani binaan berupa teknik budi daya secara organik, manajemen kelompok hingga strategi pemasaran.
"Kami berkomunikasi secara aktif dengan para petani binaan dan terus melakukan perbaikan yang berkelanjutan dalam program pertanian organik. Kami berharap program ini memberi dampak nyata dalam mendukung pengembangan ekonomi masyarakat," ujarnya.
Program pertanian organik STM berjalan sejak 2017, berusaha untuk menciptakan dampak nyata dan kini telah memiliki 96 anggota yang tersebar di tujuh desa se-Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).
STM merupakan perusahaan joint venture antara Eastern Star Resources Pty Ltd (80 persen), anak usaha milik Vale Base Metal, dan PT Aneka Tambang Tbk (20 persen), mengelola Proyek Hu'u, eksplorasi tembaga yang beroperasi di bawah Kontrak Karya (KK) generasi ke-7 di Kecamatan Hu'u, Dompu, NTB.
Baca juga: PT STM terus lanjutkan kontribusi bagi masyarakat sekitar
Sementara itu, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Hu'u Adi Nuryadin mengapresiasi dukungan STM berupa program pertanian organik intensif bagi para petani lokal.
Menurut dia, perubahan metode pertanian dari konvensional menjadi organik memberikan banyak manfaat, bukan hanya bagi para petani, tetapi juga bagi konsumen dan alam karena pertanian organik lebih sehat, menguntungkan, dan berkelanjutan karena ramah lingkungan.
Adi sapaan akrab Nuryadin, menilai bahwa sistem budi daya pertanian yang bergantung pada bahan kimia lama-kelamaan akan menurunkan hasil produksi serta berpotensi membuat organisme pengganggu tanaman (OPT) berkembang lebih cepat.
Adi juga mengatakan pihaknya bersama Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu siap meningkatkan kolaborasi dengan STM dalam mengembangkan pertanian organik dan mewujudkan ketahanan pangan lokal yang lebih baik sehingga memberi dampak ekonomi bagi para petani.
Muhtar, petani binaan STM asal Desa Cempi Jaya, mengatakan bahwa dengan pertanian organik, dirinya dapat memanen kacang panjang hingga 15 kali per musim, sementara sebelumnya dengan pupuk kimia hanya tujuh kali panen.
"Sekarang saya bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak," ucap Muhtar yang bertani di Dusun Sigi.
Baca juga: Eksploitasi tambang emas PT STM Dompu dimulai 2030
Peningkatan hasil panen juga dialami oleh Yasin, petani padi organik yang berasal dari Dusun Daha Barat, Desa Daha. Bibit mentik susu yang ia tanam dan rawat secara organik mampu menghasilkan gabah lebih banyak.
"Hasil dari pertanian sebelumnya hanya bisa mencapai 16 karung, sementara dengan pertanian organik ini meningkat menjadi 20 karung. Produksi yang lebih banyak ini telah meningkatkan keuntungan saya," ujar Yasin.
Produk pertanian organik memiliki banyak peminat di Kecamatan Hu'u. Selain untuk dikonsumsi oleh penduduk lokal, produk itu juga digemari oleh wisatawan mancanegara.
Astuti, petani binaan STM di Dusun Ncangga, Desa Hu'u, melihat peluang tersebut dan mengikuti program pertanian organik STM sejak 2021. Ia menanam berbagai jenis sayur-mayur seperti seledri, selada, cabai, tomat, serta buah-buahan seperti pisang dan pepaya.
Menurut Astuti, wisatawan mancanegara lebih menyukai hasil pertanian organik karena lebih kaya nutrisi, bebas bahan kimia, dan ramah lingkungan. Mereka cenderung mencari restoran dengan bahan pangan yang berasal dari pertanian organik.
"Alhamdulillah, kami dapat memenuhi kebutuhan sayur mayur organik untuk restoran di Pantai Lakey dan sekitarnya. Seringkali para wisatawan mancanegara juga datang ke kebun kami untuk membeli sayur dan buah secara langsung," tutur Astuti.
Baca juga: PT STM sosialisasi Proyek Hu’u ke mahasiswa Dompu NTB di tiga kota
Kendati saat ini para petani binaan STM telah mampu menjalankan budi daya organik secara mandiri, perusahaan melalui tim Community Development senantiasa memberi dukungan agar para petani dapat mencapai hasil yang lebih baik.
Misalnya, pada 26-27 Februari 2025, STM menyelenggarakan lokakarya pertanian organik yang diikuti 35 petani binaan STM berkolaborasi dengan Yayasan Aliksa Organik Indonesia. Kegiatan itu menghasilkan rekomendasi program untuk pengembangan usaha pertanian organik ke depannya.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025