Fakta warga Palestina tunaikan ibadah Ramadan di bawah tekanan Israel

16 hours ago 5

Jakarta (ANTARA) - Bulan suci Ramadan disambut dengan penuh suka cita oleh umat Islam hampir di seluruh dunia.

Sayangnya, warga Muslim di Jalur Gaza, Palestina, masih didera krisis akibat serangan Israel ke daerah kantong tersebut sejak dimulainya perang 7 Oktober 2023.

Meski perjanjian gencatan senjata telah disepakati antara Israel dan kelompok perlawanan Hamas Palestina, banyak laporan menyebutkan bahwa Israel masih melancarkan serangan yang menargetkan warga sipil di Jalur Gaza.

Berikut adalah fakta-fakta tentang situasi yang terjadi di Jalur Gaza dan Tepi Barat di Palestina selama bulan suci Ramadan 2025, dikutip dari berbagai sumber.

1. Prancis kecam penangguhan bantuan kemanusiaan ke Gaza oleh Israel

Prancis pada 6 Maret 2025 mengecam keputusan Israel untuk menangguhkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza selama bulan suci Ramadan.

Dalam pernyataannya, dia menekankan urgensi bantuan tersebut bagi warga sipil di wilayah kantong yang terkepung itu.

"Kami mengecam keras keputusan pemerintah Israel untuk menghentikan bantuan, yang mengakibatkan penerapan undang-undang yang melarang semua kontak antara otoritas dan pejabat Israel dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA)," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Christophe Lemoine dalam jumpa pers mingguan.

Menanggapi pertanyaan Kantor Berita Turki Anadolu mengenai penangguhan bantuan kemanusiaan Israel ke Gaza selama Ramadan dan kemungkinan sanksi, Lemoine mengatakan bahwa Prancis, Inggris, dan Jerman bersama-sama mengecam keputusan tersebut.

2. Netanyahu perketat pembatasan salat Jumat di Masjid Al-Aqsa selama Ramadan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis (6/3) setuju untuk semakin membatasi akses jamaah Palestina ke Masjid Al-Aqsa untuk salat Jumat selama Ramadan.

Sebuah pernyataan dari kantor Netanyahu mengumumkan bahwa otoritas tersebut telah mengadopsi rekomendasi keamanan yang hanya mengizinkan sejumlah kecil jamaah dari Tepi Barat untuk memasuki masjid tersebut, mengikuti mekanisme yang sama yang digunakan tahun lalu.

Berdasarkan pembatasan baru tersebut, hanya pria berusia di atas 55 tahun, wanita berusia di atas 50 tahun, dan anak-anak berusia di bawah 12 tahun yang akan diizinkan memasuki Masjid Al-Aqsa.

Namun, akses itu akan bergantung pada perolehan izin keamanan terlebih dahulu dan perlunya pemeriksaan keamanan menyeluruh di pos pemeriksaan yang ditentukan.

3. Israel menolak membuka penuh Masjid Ibrahimi di Hebron selama Ramadan

Selain membatasi akses ke Masjid Al-Aqsa, Israel juga menolak membuka penuh Masjid Ibrahimi di Kota Hebron, Tepi Barat, bagi jamaah Muslim seperti yang biasa dilakukan pada setiap hari Jumat selama Ramadan, menurut pengumuman Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina pada Jumat (7/3).

Kementerian tersebut menyebut langkah itu sebagai "langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berbahaya, baik dari segi skala maupun waktu selama Ramadan yang penuh berkah dan sebagai bagian dari rencana sistematis untuk menghalangi pembukaan penuh aula, halaman, dan koridor masjid bagi Muslim."

Kementerian itu menjelaskan bahwa serah terima masjid biasanya dilakukan pada "malam Jumat selama bulan Ramadan" setiap tahun, guna mempersiapkan pembukaan penuh masjid itu bagi jamaah.

Hari Jumat selama bulan Ramadan termasuk dalam "sepuluh hari di sepanjang tahun ketika Masjid Ibrahimi dibuka penuh bagi jamaah Muslim," tambahnya.

4. Sebanyak 90 ribu warga Palestina ikuti salat Jumat pertama bulan Ramadan di Masjid Al-Aqsa

Meski dibatasi ketat oleh Israel, sekitar 90 ribu warga Palestina berkumpul untuk melaksanakan salat Jumat pertama di bulan Ramadan di Masjid Al-Aqsa yang berada di Yerusalem Timur yang diduduki.

"Sekitar 90 ribu warga mengikuti salat Jumat di Masjid Al-Aqsa," kata Sheikh Azzam al-Khatib, direktur jenderal Wakaf Islam di Yerusalem, kepada Anadolu.

Pasukan polisi Israel dikerahkan secara besar-besaran di sekitar masjid dan di seluruh Kota Tua Yerusalem untuk membatasi masuknya jamaah.

5. Pemukim Israel serbu masjid di Tepi Barat, serang jamaah

Pemukim ilegal Israel menyerbu sebuah masjid di Tepi Barat utara saat salat Ramadan berlangsung pada Minggu malam. Mereka menyerang jamaah yang sedang beribadah dan merusak isi masjid.

Thaer Haneni, seorang aktivis setempat yang hadir di masjid saat penyerangan, mengatakan kepada Anadolu bahwa penyerangan tersebut menargetkan Masjid Beit Sheikh di Desa Khirbet Tana, sebelah timur kota Beit Furik.

Ia menjelaskan bagaimana sebuah kendaraan militer tanpa tanda pengenal yang membawa empat pemukim ilegal berseragam militer Israel disertai dengan kendaraan kargo kecil tiba di masjid itu setelah melakukan pengamanan terhadap pemukiman mereka. Para pemukim kemudian menyerbu masjid.

"Mereka menyita kartu identitas dan ponsel kami, melakukan penggeledahan lebih rinci, dan memaksa kami duduk di tanah di halaman masjid selama hampir satu jam," kata Haneni.

Baca juga: Puluhan ribu salat Jumat di Al-Aqsa meski dibatasi ketat Israel

Baca juga: Warga Gaza sambut Ramadan di antara reruntuhan dan kelaparan

Baca juga: Israel batasi warga Palestina ke Al-Aqsa di Jumat keempat Ramadan

Pewarta: Katriana
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |