SpaceX selesaikan konstelasi "direct-to-cell" perdana milik Starlink

1 month ago 14

Jakarta (ANTARA) - Perusahaan antariksa SpaceX dikabarkan telah menyelesaikan konstelasi satelit layanan direct-to-cell pertamanya milik Starlink.

Diketahui SpaceX pada Rabu (4/12) melakukan peluncuran 20 satelit menggunakan roket Falcon 9 dan 13 satelit di antaranya berguna untuk menghadirkan konektivitas langsung pada gawai pintar tanpa peralatan tambahan.

Konstelasi yang selesai itu telah memenuhi persetujuan Komisi Komunikasi Federal AS (FCC) atas kesepakatan antara SpaceX dan T-Mobile minggu lalu.

Baca juga: Elon Musk: Starlink kini aktif di rumah sakit Gaza

Laporan dari Engadget, Sabtu (7/12) menyebutkan kemitraan antara SpaceX dan T-Mobile selaku perusahaan telekomunikasi di AS dimulai pada 2022.

Mereka sejak saat itu menggemborkan rencana untuk masa depan di mana ponsel dapat terhubung ke mana saja dan kapan saja bahkan di tengah lautan yang biasanya merupakan blankspot atau area yang tak terjamah internet.

SpaceX mengatakan konstelasi satelit tersebut mengambil peran seperti menara ponsel di luar angkasa, memungkinkan integrasi jaringan yang mirip dengan mitra roaming standar.

Baca juga: FAA hentikan sementara peluncuran roket setelah kegagalan Starlink

Pada hari Kamis (5/12), SpaceX mengunggah di X bahwa satelit direct-to-cell akan segera terhubung melalui backhaul laser ke konstelasi Starlink, menghilangkan blankspot, dan memberikan kenyamanan bagi pelanggan yang sangat membutuhkannya.

Uji coba direct-to-cell juga sudah dilakukan perusahaan asal AS itu dengan cara mengirim dan menerima pesan teks pertamanya melalui jaringan T-Mobile di awal 2024.

Konstelasi orbit rendah bumi memiliki 6.799 satelit operasional, dan Space.com melaporkan bahwa sekitar 330 dapat terhubung dengan direct-to-cell.

Baca juga: Layanan internet Starlink Mini sudah tersedia untuk pelanggan di AS

Pada hari Kamis (5/12) itu juga, Elon Musk selaku pemilik SpaceX mengatakan telepon seluler yang tidak dimodifikasi akan menikmati bandwidth sekitar 10Mbps per pancaran. Dia mengatakan konstelasi masa depan akan mampu menghasilkan throughput yang jauh lebih besar.

Perusahaan-perusahaan tersebut mungkin akan memberikan informasi lebih rinci kepada konsumen setelah Starlink Direct-to-Cell tersedia dan sejauh ini direncanakan layanan itu beroperasi untuk umum di 2025.

Baca juga: SpaceX luncurkan Starlink Mini portabel seharga Rp9,8 juta

Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024

Read Entire Article
Rakyat news | | | |