Jakarta (ANTARA) - Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan pemangkasan anggaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjadi momentum untuk memperkuat upaya promotif dan preventif.
"Prioritas penggunaan anggaran harus diutamakan ke kegiatan langsung di lapangan, utamanya kegiatan promotif-preventif, dalam arti yang luas dan langsung melayani masyarakat," kata Tjandra dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Tjandra yang juga pakar Ilmu Kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menekankan prioritas utama dalam penggunaan anggaran kesehatan yang terbatas harus diarahkan pada kegiatan langsung di lapangan yang berfokus pada pencegahan penyakit.
Upaya promotif dan preventif yang dimaksud, kata dia, mencakup edukasi kesehatan, imunisasi, peningkatan akses air bersih dan sanitasi, serta penguatan program gizi.
Baca juga: Menkes pastikan layanan masyarakat tak terdampak efisiensi anggaran
Pendekatan tersebut dinilai Tjandra lebih efektif dalam menekan angka kesakitan dibandingkan hanya mengandalkan pengobatan atau layanan kuratif yang cenderung lebih mahal.
Selain itu Prof Tjandra juga menyoroti pentingnya pelayanan kesehatan primer sebagai garda terdepan dalam menjaga kesehatan masyarakat. Puskesmas dan fasilitas kesehatan tingkat pertama harus diperkuat agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama di daerah terpencil.
“Perlu diutamakan pelayanan kesehatan primer untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat kita. Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier dilakukan sesuai indikasi yang diperlukan," katanya.
Tjandra juga mendorong peran serta tenaga dan profesi kesehatan yang masih harus ditingkatkan. Harus ada kerja bersama pemerintah dengan petugas kesehatan di berbagai tingkatan, demi kesehatan bangsa.
Baca juga: Kemenkes respon efisiensi anggaran sebesar Rp19,6 triliun
Selain itu, kata Tjandra, perlu upaya maksimal, bukan hanya pemberdayaan masyarakat, tetapi juga bagaimana masyarakat memberi prioritas tinggi pada kesehatan diri dan keluarganya.
"Kalau ada pembelian obat dan alat kesehatan, maka harus yang betul-betul bermanfaat di lapangan, langsung dapat digunakan dengan kesiapan SDM yang sudah terlatih mahir dan juga prasarana yang sudah tersedia mendukung," ujarnya.
Guna memaksimalkan layanan kesehatan di dalam negeri, Tjandra juga mendorong diplomasi kesehatan regional dan global harus terus di tingkatkan.
"Seperti juga kebijakan umum untuk kementerian dan lembaga lain maka hal-hal yang tidak perlu harus dikurangi, seperti perjalanan dinas, kegiatan seremonial dan lainnya, serta menjamin efisiensi di dalam alur kerja kantor kementerian, dengan menggunakan SDM ASN yang ada di kementerian," katanya.
Baca juga: Penguatan layanan promotif dan preventif mampu tekan biaya kesehatan
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025