Jakarta (ANTARA) -
Siswa SMAN 72 Jakarta sampai saat ini masih melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan materi penyembuhan trauma untuk pemulihan mental siswa usai ledakan, pada Jumat (7/11).
“Dari Senin (10/11) mereka melakukan PJJ 'trauma healing' atau proses pemulihan luka batin akibat peristiwa traumatis seperti bencana, kekerasan atau kehilangan. Ini diberikan psikolog dari sejumlah institusi baik dari kepolisian, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan lainnya,” kata Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 72 Jakarta Tetty Helena Tampubolon di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan proses ini akan terus berjalan hingga para siswa dinyatakan siap untuk mengikuti proses belajar mengajar langsung di sekolah yang berada di Komplek Kodamar tersebut.
"Kami mohon doa ya agar semua dapat berjalan normal," kata dia.
Dirinya memohon maaf karena belum dapat memberikan keterangan banyak dan memohon waktu sampai ada informasi dari kepolisian terkait mengenai keamanan sekolah dan psikolog yang melakukan penanganan trauma siswa dan guru di SMAN 72.
Baca juga: Ledakan SMAN 72, terduga pelaku punya dorongan tertentu
“Mudah-mudahan mereka dapat memastikan kapan mulai berjalan, karena penyelidikan,” kata dia.
Terkait adanya petugas dari Polisi Militer TNI Angkatan Laut (POMAL) yang berjaga setiap hari di SMAN 72 Jakarta, sekolah dapat memahami hal tersebut dan mendukung.
“Kami bisa memahami karena lokasi sekolah di Komplek Komando Daerah Maritim (Kodamar) dan tidak membiarkan sembarangan orang masuk,” kata dia.
Situasi SMAN 72 Jakarta, saat menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan materi penyembuhan trauma pada hari kedua, Selasa (11/11/2025).ANTARA/Mario Sofia NasutionSebelumnya, petugas Polisi Militer Angkatan Laut (POM AL) masih mengawal ketat akses masuk ke SMAN 72 Jakarta, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara pada hari kedua PJJ pascaledakan, Jumat (7/11).
Petugas tersebut bertanya kepada setiap orang yang mendekati gerbang dan menjawab sori kepada pewarta yang bertanya.
Baca juga: Ledakan SMAN 72, terduga pelaku terinspirasi enam tokoh "kekerasan"
Sementara itu, tampak belasan motor roda dua terparkir di depan gerbang sekolah dan sekitar pukul 13.25 WIB empat perempuan keluar dari sekolah tersebut.
Di baju mereka tertulis psikolog dari Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta. Seorang psikolog mengatakan tidak ada murid di dalam sekolah dan aktivitas pembelajaran dilakukan secara daring.
"Tidak ada murid tapi semua murid mengikuti secara daring. Ini kami mau pulang," kata dia.
Sementara itu, seorang psikolog pria yang tidak ingin diketahui identitas mengaku ditugaskan ke sekolah memberikan materi.
"Saya datang dari pagi jam 07.00 WIB dan baru selesai hari ini," kata dia.
Baca juga: Ini jumlah bom yang meledak di SMAN 72
Menurut dia, materi yang diberikan lebih kepada kesiapan siswa untuk masuk sekolah.
"Materi 'trauma healing' hari ini lebih kepada kesiapan masuk sekolah," kata dia.
Ia mengaku ditugaskan secara bergantian mengajar di sekolah ini dan pada Selasa ini, mendapatkan tugas mengajar.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































