Sering makan cokelat picu gigi anak berlubang?

1 week ago 9

Jakarta (ANTARA) - Sering makan cokelat memang menyenangkan bagi anak-anak, tetapi dibalik rasa manisnya cokelat ini ternyata bisa menjadi penyebab utama terjadinya gigi berlubang.

Gigi berlubang pada anak-anak merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi dan sering kali disebabkan oleh pola dan asupan makan yang kurang sehat, terutama konsumsi makanan manis berlebihan seperti cokelat.

Kondisi ini bukan hanya menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan mulut jangka panjang dan mengganggu perkembangan gigi permanen.

Penyebab gigi berlubang pada anak

Gigi berlubang terjadi ketika lapisan terluar gigi yang disebut enamel mengalami kerusakan. Enamel yang sehat berfungsi melindungi gigi dari kerusakan, tetapi jika enamel terus terkikis, akan muncul lubang yang bisa membesar seiring waktu.

Penyebab utama kerusakan ini adalah asam yang dihasilkan oleh bakteri mulut setelah mengolah sisa makanan, terutama yang mengandung gula dan karbohidrat.

Ketika anak mengonsumsi cokelat, terutama yang manis, gula yang tertinggal di gigi akan menjadi bakteri jahat di mulut. Kemudian, bakteri ini menghasilkan asam yang bersifat korosif terhadap enamel gigi dan membentuk plak.

Apabila asam ini terus-menerus menempel dan tidak dibersihkan, enamel akan melemah dan akhirnya gigi menjadi berlubang.

Alasan cokelat menjadi pemicu gigi berlubang

Cokelat mengandung gula dalam jumlah yang cukup tinggi. Contohnya satu batang cokelat bisa mengandung hingga 48 gram gula, yang melebihi batas konsumsi gula harian yang disarankan American Heart Association untuk anak atau remaja umur 2-18 tahun, yaitu sekitar 25 gram per hari.

Gula inilah yang menjadi penyebab timbulnya bakteri plak dan asam di mulut. Akan tetapi, cokelat murni atau dark chocolate dengan kandungan kakao tinggi, memiliki antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, salah satu bakteri penyebab gigi berlubang.

Biji kakao mengandung asam lemak, seperti asam oleat dan asam linoleat, yang memiliki antibakteri yang kuat terhadap bakteri gigi berlubang tersebut.

Apabila anak terlalu sering mengonsumsi cokelat manis tanpa adanya kebiasaan menjaga kebersihan mulut, risiko gigi berlubang akan rentan terjadi.

Bahkan, selain gigi berlubang, penumpukan plak juga bisa menyebabkan gingivitis atau peradangan gusi yang ditandai dengan gusi berdarah dan bengkak.

Kerusakan gigi pada anak tidak hanya menyebabkan rasa sakit dan kesulitan mengunyah, tetapi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi permanen anak.

Gigi susu yang rusak bisa mengganggu posisi tumbuhnya gigi dewasa, sehingga menyebabkan gigi bertumpuk atau miring.

Cara mencegah gigi berlubang karena terlalu sering makan cokelat

1. Batasi jumlah konsumsi cokelat dan makanan manis lain

Orang tua perlu memberikan pengawasan terhadap asupan gula pada anak, agar tidak berlebihan dan memilih produk cokelat dengan kandungan gula yang rendah dan kakao yang tinggi.

2. Ajarkan kebiasaan menyikat gigi yang rutin

Anak-anak perlu menyikat gigi dua kali sehari (pagi dan malam), terutama saat setelah makan makanan yang manis. Bagi anak berusia tiga tahun, bisa diberikan pasta gigi fluoride secukupnya atau sebanyak ukuran biji.

Kebiasaan ini untuk membantu hilangkan sisa gula atau plak di sela-sela gigi, lidah, atau gusi, sehingga kebersihan mulut tetap terjaga.

3. Berkumur dan minum air putih setelah makan cokelat

Berkumur dan minum air putih memiliki manfaat untuk meningkatkan produksi air liur, sehingga membantu bersihkan sisa cokelat yang pada gigi. Selain itu, air liur pada mulut juga dapat menetralkan asam bahaya yang timbul dari gula cokelat yang dikonsumsi.

4. Rutin periksa ke dokter gigi

Pemeriksaan rutin ke dokter gigi dapat bantu mendeteksi masalah gigi sejak dini dan mendapatkan perawatan yang tepat. Pemeriksaan gigi dapat dilakukan minimal setiap 6 bulan.

Dengan melakukan pencegahan ini, orang tua dapat mengatur asupan makan anak dan menjaga kesehatan gigi mereka agar tetap kuat, serta sehat sepanjang masa pertumbuhan anak.

Baca juga: Studi sebut makanan olahan ultra bisa sebabkan gigi tonggos anak

Baca juga: UI luncurkan inovasi edukasi kesehatan gigi dan mulut anak tunarungu

Baca juga: Dokter: Ibu perlu kreatif memberikan MPASI meskipun bayi tumbuh gigi

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |