Jakarta (ANTARA) - Sering menggoyangkan kaki tanpa sadar? Meskipun terlihat sepele, kebiasaan ini bisa lebih dari sekadar refleks spontan.
Banyak orang melakukannya saat duduk karena gelisah, bosan, atau tanpa alasan yang jelas. Namun, tahukah Anda bahwa gerakan kecil ini bisa menjadi sinyal dari tubuh terkait kondisi kesehatan tertentu?
Beberapa faktor seperti stres, kecemasan, hingga gangguan saraf dapat menjadi penyebab kebiasaan ini. Dalam beberapa kasus, goyangan kaki yang berulang bisa menjadi tanda dari kondisi medis yang perlu diwaspadai.
Oleh karena itu, penting untuk memahami apakah ini hanya kebiasaan atau pertanda masalah kesehatan yang lebih serius.
Baca juga: Cara ampuh mengatasi masalah dalam hidup yang bisa Anda lakukan
Penyebab umum goyangan kaki
1. Peningkatan metabolisme dan pembakaran energi
Menggoyangkan kaki termasuk dalam aktivitas Non-Exercise Activity Thermogenesis (NEAT), yaitu pembakaran kalori tanpa olahraga. Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan ini dapat membantu membakar hingga 350 kalori dalam sehari.
2. Pengaruh kafein dan stimulan lainnya
Kafein adalah zat stimulan yang dapat meningkatkan kewaspadaan. Namun, konsumsi berlebihan bisa menyebabkan efek samping seperti kegelisahan dan gerakan tubuh yang tidak terkendali, termasuk menggoyangkan kaki.
3. Ketidakseimbangan dopamin di otak
Dopamin adalah neurotransmitter yang berperan dalam motivasi, perhatian, dan gerakan. Orang dengan ADHD sering kali menggoyangkan kaki untuk meningkatkan produksi dopamin agar tetap fokus.
4. Kecemasan dan stres
Saat menghadapi situasi tegang seperti ujian atau rapat penting, tubuh dapat bereaksi dengan menggoyangkan kaki akibat peningkatan hormon stres, yaitu kortisol.
Baca juga: Kiat meminimalkan peluang mengalami hipotermia saat mendaki gunung
Penyakit yang berhubungan dengan goyangan kaki
Goyangan kaki bisa menandakan adanya gangguan kesehatan yang mendasarinya. Beberapa penyakit yang berkaitan dengan kebiasaan ini antara lain:
1. Hipertiroidisme
Kelenjar tiroid yang terlalu aktif dapat meningkatkan metabolisme tubuh secara berlebihan, menyebabkan tremor atau gerakan kaki yang tidak terkendali.
2. Tardive dyskinesia
Beberapa obat untuk gangguan pencernaan dan kesehatan mental dapat menyebabkan gerakan tubuh yang tidak terkendali, termasuk goyangan kaki. Kondisi ini sering dikaitkan dengan obat yang mempengaruhi dopamin.
3. Demensia
Selain mempengaruhi daya ingat, demensia juga dapat menyebabkan gangguan gerakan, termasuk tremor atau goyangan kaki yang tidak biasa.
4. Penyakit parkinson
Parkinson adalah gangguan sistem saraf yang menyebabkan tremor dan gerakan tak terkendali. Tremor pada kaki bisa menjadi gejala awal penyakit ini. Meskipun belum ada obatnya, pengobatan dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.
5. Neuropati perifer
Kerusakan pada saraf perifer akibat diabetes atau kondisi lainnya dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, atau nyeri di kaki, yang dapat memicu gerakan tak terkendali.
Baca juga: Konsumsi makanan manis berlebihan bisa jadi tanda masalah kesehatan
Kapan harus ke dokter?
Sebagian besar kasus goyangan kaki bukanlah tanda kondisi medis serius. Namun, jika kebiasaan ini semakin sering terjadi, sulit dikendalikan, atau disertai gejala lain, sebaiknya periksakan diri ke dokter.
Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami:
- Perubahan dalam ingatan atau suasana hati
- Gerakan yang tidak terkendali
- Kesulitan bergerak
- Kecemasan atau kegelisahan berlebihan
- Gangguan tidur
- Luka pada kaki atau tangan akibat diabetes yang tidak terkontrol
Dengan memahami lebih dalam tentang kebiasaan menggoyangkan kaki, kita bisa lebih waspada terhadap sinyal yang diberikan tubuh. Jangan anggap remeh, karena tubuh selalu memberi tanda jika ada sesuatu yang perlu diperhatikan.
Baca juga: Siasat meminimalkan peluang kena masalah kulit semasa banjir
Baca juga: Psikolog sarankan pendekatan holistik atasi masalah kesehatan mental
Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025