Jakarta (ANTARA) - SDN 22 Pejaten Timur Pagi, Jakarta Selatan (Jaksel) menyediakan lantai dua untuk menjadi tempat pengungsian barang warga terdampak banjir sebagai fasilitas perbantuan bagi mereka.
"Kita cuma menyediakan tempat penampungan. Pokoknya, ketika ada musibah mendadak banjir, silahkan saja datang," kata Kepala Sekolah SDN 22 Pejaten Timur Pagi, Poniman saat ditemui di Jakarta, Kamis.
Poniman mengatakan pihaknya terbuka memfasilitasi tempatnya untuk mengungsi dan tak perlu berizin. Terlebih, air bersih juga tersedia bagi para pengungsi.
Dia berharap sembari barang warga ditampung di sekolah, mereka bisa leluasa beraktivitas seperti membersihkan rumah dari lumpur pasca banjir.
Usai dipastikan seluruh warga terdampak sudah membersihkan rumahnya, nantinya diharapkan barang-barang tersebut sudah kembali ke rumah sehingga ruangan sekolah bisa dipakai untuk kegiatan pembelajaran.
Baca juga: DPR siap prioritaskan anggaran penanganan banjir Jabodetabek
"Mudah-mudahan sih harapan kita, Senin (10/3) sekolah udah efektif, paling nggak barang-barang ini udah masuk ke rumah masing-masing," ujarnya.
Pasca banjir, SDN 22 Pejaten Timur mulai Kamis ini telah melakukan pembelajaran tatap muka di lantai satu, sedangkan lantai dua sebagai tempat penampungan barang.
Sejak Selasa (4/3) sore, banjir di sekolah itu sudah surut sehingga sudah dimulai kegiatan pembersihan peralatan sekolah.
Momen ini juga menjadi hari pertama para siswa masuk sekolah usai libur awal Ramadhan pada 28 Februari - 5 Maret 2025.
Hujan deras melanda Jakarta sejak Minggu (2/3) sehingga menyebabkan banjir di sejumlah kawasan Jakarta. Penyebabnya karena luapan kali Ciliwung usai naiknya debit air di Bendung Katulampa, Bogor.
Baca juga: Menteri LH upayakan rehabilitasi DAS Ciliiwung untuk cegah banjir
Salah satu kawasan terdampak yakni Pejaten Timur, Jakarta Selatan yang ketinggian banjir mencapai dua hingga empat meter.
Jumlah warga Kelurahan Pejaten Timur yang terdampak banjir saat ini tercatat sebanyak 1.173 kepala keluarga (KK) dan 3.599 jiwa.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025