Indonesia-Inggris perkuat kerja sama bidang riset strategis

3 hours ago 2
Kami ingin riset tidak berhenti di laboratorium, tapi benar-benar bisa menjawab kebutuhan industri. Karena itu, kolaborasi dengan dunia usaha sangat penting

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dan Pemerintah Inggris berupaya memperkuat kerja sama bidang pendidikan tinggi dan riset strategis antara kedua negara.

Hal tersebut diwujudkan melalui kunjungan kehormatan dari Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jermey di Kantor Kemdiktisaintek, Jakarta, Kamis (8/5).

Dubes Dominic melalui keterangan di Jakarta, Sabtu, menyampaikan bahwa Inggris berkomitmen mendukung pilar kerja sama pendidikan dalam kemitraan strategis Indonesia-Inggris yang telah disepakati Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Inggris dalam kunjungan ke London baru-baru ini.

"Hubungan antara institusi pendidikan tinggi dan riset dari kedua negara sudah kuat. Sekarang saatnya kita arahkan kolaborasi ini ke bidang-bidang strategis yang disoroti Pak Menteri seperti ketahanan pangan, kesehatan, energi terbarukan, dan maritim," katanya.

Baca juga: PT Pindad Teken Kerja Sama dengan 5 Perusahaan China

Dominic juga menyoroti keberadaan kampus-kampus di Inggris yang mulai beroperasi di Indonesia, seperti Lancaster University di Bandung dan King’s College London di Malang, yang akan diresmikan pada 28 Mei 2025.

Adapun beberapa universitas terkemuka Inggris lainnya seperti Queen Mary University dan Imperial College London juga menunjukkan ketertarikan untuk membuka program bersama di Indonesia.

Terkait hal tersebut, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto melalui keterangan di menanggapi positif peluang tersebut dan mendorong pembentukan program riset bersama dengan skema co-funding.

Ia juga mengusulkan dibentuknya konsorsium riset yang melibatkan perguruan tinggi Indonesia, perguruan tinggi luar negeri, serta industri nasional.

Baca juga: Kemenpar dan Agoda kerja sama luncurkan Agoda Digital Tourism Academy

"Kami ingin riset tidak berhenti di laboratorium, tapi benar-benar bisa menjawab kebutuhan industri. Karena itu, kolaborasi dengan dunia usaha sangat penting," ujarnya.

Menteri Brian juga menyoroti pentingnya kolaborasi nasional dan internasional guna mendorong kontribusi nyata perguruan tinggi bagi industri dan masyarakat sekitar.

Ia juga menekankan perlunya peningkatan jumlah dosen bergelar doktor di Indonesia. Dari 300 ribu dosen di 4.400 perguruan tinggi, saat ini baru sekitar 25 persen yang telah menyelesaikan program doktoral.

Mendiktisaintek melanjutkan pemerintah tengah mendorong program percepatan S3 untuk dosen dan penguatan program magister berbasis kerja sama internasional melalui joint degree dan double degree.

Baca juga: FSAI jadi platform sineas RI-Australia ciptakan peluang kerja sama

Maka dari itu, Menteri Brian mengusulkan pembentukan program magister kolaboratif singkat bagi para eksekutif dari industri dan pemerintah, di mana pengajar dari perguruan tinggi Indonesia dan Inggris akan memberikan materi secara intensif, baik daring maupun luring.

"Presiden ingin melahirkan pemimpin-pemimpin yang memiliki kapasitas strategis di bidang ekonomi dan keuangan nasional," ucap Mendiktisaintek.

Baca juga: Pemerintah RI perkuat sinergi diktisaintek dengan Mongolia

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |