Manado (ANTARA) - Kantor SAR Kelas A Manado, Sulawesi Utara (Sulut), mengajak warga yang tinggal di pesisir utara Kabupaten Kepulauan Talaud tidak panik setelah gempa Rusia yang terjadi Rabu pagi ini.
"Kami telah melakukan koordinasi cepat dengan Bupati Talaud, BPBD Kabupaten Kepulauan Talaud, dan mengarahkan Pos SAR Tahuna untuk menyampaikan imbauan kepada masyarakat pesisir agar tetap waspada dan tidak panik," ujar Humas Kantor SAR Manado Nuriadin Gumeleng di Manado, Rabu.
Dia berharap masyarakat mengikuti informasi resmi dari pemerintah daerah (pemda) serta memantau dan menjauhi wilayah pantai untuk sementara waktu.
Baca juga: BNPB minta 5 provinsi kosongkan pantai hingga waspada tsunami dicabut
Hingga saat ini, kata dia, aktivitas masyarakat di wilayah pesisir Talaud masih berlangsung seperti biasa dan belum dilaporkan adanya dampak signifikan.
Tim SAR, lanjutnya, tetap siaga dan akan terus memantau perkembangan situasi serta melakukan komunikasi intensif dengan pihak terkait.
"Masyarakat diimbau tetap tenang, tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum terverifikasi dan selalu mengikuti arahan dari BMKG dan instansi resmi lainnya," ucap Nuriadin.
Baca juga: Nelayan Gorontalo Utara tetap melaut di tengah peringatan dini tsunami
Dia mengatakan sebagaimana data telah terjadi gempa bumi dengan parameter magnitudo 8,6 yang berpusat di wilayah tenggara Kamchatka, Rusia, pada 30 Juli 2025 pukul 06:24:54 WIB, dengan koordinat 52,54 Lintang Utara (LU) dan 160,07 Bujur Timur (BT), serta kedalaman 43 kilometer.
Informasi tersebut disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) beserta pemutakhiran peringatan dini tsunami untuk beberapa wilayah Indonesia Timur.
Wilayah yang masuk dalam zona peringatan dini tsunami salah satunya Sulawesi Utara, yaitu Kabupaten Kepulauan Talaud dengan estimasi waktu tiba gelombang pada 30 Juli 2025 pukul 13:52:24 WIB.
Baca juga: BMKG prakirakan tsunami di Biak dan Supiori pada Rabu pukul 16.21 WIT
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.