Jakarta (ANTARA) - Yayasan Sakuranesia, organisasi berbasis di Indonesia yang fokus pada pendidikan dan kebudayaan, mengadakan kunjungan bersejarah ke Kuil Miidera, salah satu dari empat kuil besar di Jepang..
Kunjungan yang difasilitasi oleh Profesor Ito tersebut bertujuan mendorong dialog antara Islam dan Buddha, sejalan dengan misi perdamaian dunia yayasan tersebut yang bertajuk "We Are All One".
"Melalui dialog ini, kami ingin belajar tentang Islam dan memperdalam pemahaman bersama. Kami berharap dapat berkontribusi pada pengembangan persahabatan kedua negara, tidak hanya dalam aspek agama tetapi juga budaya dan seni," kata Kepala Pendeta ke-164 Kuil Miidera, Chori Geka Toshihiko Fuke, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Dalam pertemuan tersebut Kepala Pendeta memberikan kaligrafi tulisan tangan sebagai simbol persahabatan kepada pendiri Yayasan Sakuranesia Society Tovic dan Sakura Ijuin.
Tovic menyampaikan harapannya agar dialog di Miidera dapat mempererat keharmonisan antara Indonesia dan Jepang.
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2024/12/24/IMG-20241224-WA0002.jpg)
Kunjungan ini juga memperlihatkan keindahan Kuil Miidera, yang terkenal dengan harta nasional seperti Kondo (Aula Emas), pagoda tiga tingkat, dan menara lonceng yang dikenal sebagai "Lonceng Senja Miidera".
Dari lokasi yang tinggi, pengunjung dapat menikmati pemandangan Danau Biwa dan keindahan alam di setiap musim
Delegasi dipandu langsung oleh Kepala Pendeta mengelilingi kompleks kuil yang memiliki sejarah lebih dari 1.300 tahun, menawarkan pemandangan Danau Biwa dan keindahan alam yang memukau.
Dialog Islam dan Buddha ini dimediasi oleh Profesor Ito, seorang akademisi dan peneliti seni yang memiliki latar belakang sebagai doktor farmasi dari Universitas Kyoto.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024