Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan di Jakarta, Selasa, bergerak menguat 19 poin atau 0,11 persen menjadi Rp16.676 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.695 per dolar AS.
Analis mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menilai penguatan kurs rupiah dipicu ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis points (bps) oleh The Fed.
“Pasar berjangka saat ini memperkirakan peluang sebesar 87 persen bahwa bank sentral AS akan melonggarkan kebijakan pada 10 Desember, mencerminkan harapan bahwa inflasi yang lebih rendah atau data ketenagakerjaan dapat mendorong langkah tersebut,” ucapnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Kendati begitu, ada kehati-hatian di antara beberapa investor karena sinyal beragam dari para pembuat kebijakan, yang baru-baru ini menggarisbawahi ketidakpastian seputar kekuatan ekonomi AS, sehingga membuka kemungkinan siklus pelonggaran lebih bertahap atau tertunda.
Baca juga: Rupiah menguat seiring investor "wait and see" rilis IKK Indonesia
Pada hari ini, akan dirilis pula laporan ketenagakerjaan AS menjelang keputusan suku bunga Fed, yakni ADP Employment Change dan JOLTS Job Openings untuk bulan September dan Oktober.
“Jika hasilnya lebih lemah dari perkiraan, hal ini dapat meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga AS,” kata Ibrahim.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga bergerak menguat di level Rp16.677 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.688 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah pada Selasa pagi menguat tipis jadi Rp16.694 per dolar AS
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































