Rupiah diprediksi konsolidasi, pasar mencermati kebijakan bank sentral

3 hours ago 2
Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan potensi melemah terbatas oleh rebound pada dolar AS.

Jakarta (ANTARA) - Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memproyeksikan nilai tukar (kurs) rupiah diperkirakan akan bergerak konsolidasi (mendatar) di tengah pelaku pasar mencermati dan bersikap wait and see terhadap kebijakan bank sentral.

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin, di Jakarta, melemah sebesar 33,50 poin atau 0,20 persen menjadi Rp16.408 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.375 per dolar AS.

“Tidak ada data penting dari domestik maupun dari Amerika Serikat (AS) pada hari ini. Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan potensi melemah terbatas oleh rebound pada dolar AS,” ujar Lukman, di Jakarta, Senin.

Lukman mengatakan pelaku pasar cenderung berhati-hati dan bersiap wait and see dalam mengantisipasi keputusan Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) dan The Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pada pekan ini.

Ia memproyeksikan rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp16.350 hingga Rp16.450 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin.

The Fed menyelenggarakan FOMC pada 16-17 September 2025 pekan ini, yang diproyeksikan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,0-4,25 persen dari 4,25-4,50 persen.

Di sisi lain, bank sentral dunia lainnya juga mengadakan pertemuan untuk membahas kebijakan moneter mereka selama pekan ini, diantaranya Bank of Japan (BoJ), Bank of England (BoE) dan Bank of Canada.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Selasa(16/9) dan Rabu (17/9), yang diperkirakan masih akan mempertahankan BI Rate tetap pada level 5 persen.

Selain keputusan suku bunga acuan, Lukman mengatakan pelaku pasar juga menantikan pidato yang akan disampaikan oleh Ketua The Fed Jerome Powell dalam pertemuan pekan ini.

"Iya, hampir pasti pemangkasan 25 bps, investor hanya menantikan seberapa dovish dari pidato yang disampaikan Powell," ujar Lukman.

Apabila The Fed menurunkan suku bunga acuannya, menurutnya, dapat meredakan tekanan terhadap mata uang rupiah namun cenderung tidak terlalu besar seiring pelaku pasar sudah mengantisipasi pada hari-hari sebelumnya, kecuali The Fed akan bersikap lebih dovish lagi.

"Tekanan rupiah mereda (apabila Fed cut rate), namun tidak akan terlalu besar menguatkan rupiah, karena sudah diantisipasi, kecuali pemangkasan 50 bps atau pidato yang lebih dovish dari harapan," ujar Lukman.

Sementara, kurs rupiah sesuai Jisdor Bank Indonesia (BI) per tanggal 12 September 2025 berada di level Rp16.391 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah menguat dipicu penyaluran dana negara ke perbankan

Baca juga: Rupiah pada Senin pagi melemah menjadi Rp16.408 per dolar AS

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |