Jakarta (ANTARA) - Indonesia telah secara resmi menyampaikan dokumen iklim Second Nationally Determined Contribution (SNDC) kepada Sekretariat UNFCCC dengan target emisi di bawah jumlah emisi 2019 yang menjadi standar dasar.
"Beberapa saat yang lalu Indonesia telah mensubmisi Second NDC atau NDC 3.0, suatu komitmen nasional kepada global di dalam rangka penurunan emisi gas rumah kaca (GRK)," kata Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq dalam acara penandatanganan kerja sama KLH dan WWF Indonesia di Jakarta, Selasa.
Dalam dokumen iklim tersebut, katanya, Indonesia sudah menggunakan angka dasar berdasarkan tingkat emisi GRK yang dihasilkan pada 2019, sesuai dengan persetujuan akhir Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-28 (COP28) di Dubai, Uni Emirat Arab pada 2023.
Para negara yang meratifikasi Perjanjian Paris sendiri diminta untuk menyampaikan target terbaru dalam SNDC sebelum dilangsungkan COP30 di Brasil pada November ini.
Hanif mengatakan bahwa target Indonesia dalam SNDC sudah mengikuti Low Carbon Compatible with Paris Agreement (LCCP) yang terbagi dalam dua kategori Low atau LCCP-L dan High atau LCCP-H.
"Dengan target yang lebih besar daripada target yang digariskan di dalam Enhanced NDC. Di Enhanced NDC kita memiliki target dengan dukungan internasional, atau biasa kita sebut Countermeasure 2 itu 1,6 gigaton. Tetapi di dalam Second NDC kita memiliki dua skenario, skenario Low di angka 1,3 gigaton untuk tahun 2030 dan 1,4 gigaton untuk High," jelasnya.
Jumlah itu memperlihatkan penurunan puncak emisi yang dihasilkan 8-17,5 persen dibandingkan skenario yang dicantumkan dalam Enhanced NDC.
Sebelumnya, Indonesia dalam Enhanced NDC menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen dicapai dengan upaya sendiri dan 43,2 persen dengan dukungan internasional atau pembiayaan global.
Puncak emisi pada 2030 yang diproyeksikan pada dalam Enhanced NDC adalah 1,9 gigaton karbon dioksida ekuivalen (CO2e) dengan dukungan sendiri atau Countermeasure 1 dan 1,6 gigaton CO2e dengan dukungan internasional atau Countermeasure 2.
Dalam Second NDC, puncak emisi dalam skenario LCCP-L diproyeksi emisi mencapai 1,3 gigaton CO2e dan LCCP-H sebesar 1,4 gigaton CO2e.
Sektor yang ditargetkan untuk menekan emisi adalah energi, limbah, pertanian, proses industri dan penggunaan produk/industrial Processes and product use (IPPU) dan kehutanan dan penggunaan lahan (Forestry and other land use/FOLU).
Baca juga: Menteri LH pastikan tidak ada kemunduran target dalam Second NDC
Baca juga: Menteri LH pastikan dokumen SNDC tetap akan diserahkan sebelum COP30
Baca juga: KLH: Target emisi Second NDC pertimbangkan pertumbuhan ekonomi
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































