Depok (ANTARA) - Rektor Universitas Indonesia (UI) Heri Hermansyah menegaskan bahwa Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) tidak bisa dipisahkan dari sosok Prof Emil Salim sebagai penggagas dan pelaksana gagasan sekolah di bidang lingkungan.
"Sekolah Ilmu Lingkungan adalah warisan intelektual Prof Emil yang harus terus kita hidupkan sebagai bagian dari upaya strategis UI dalam menjawab tantangan lingkungan sekaligus memperjuangkan kepentingan bangsa,” ujar Prof Heri di Depok, Rabu.
Baca juga: SIL UI gandeng sekolah ciptakan generasi peduli lingkungan
Sebagai penghormatan terhadap kontribusi Prof Emil Salim, Universitas Indonesia (UI) melalui Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) mengadakan acara Exhibition and Tribute to Prof Emil Salim, bertepatan dengan Dies Natalis Ke-9 SIL UI.
Heri juga menyoroti isu lingkungan yang kini telah menjadi bagian dari dinamika geopolitik global dan menjadi alat dalam penguasaan sumber daya.
Prof Emil Salim merupakan tokoh inspiratif yang mendedikasikan hidupnya bagi ilmu pengetahuan dan pelestarian lingkungan.
Ia dikenal sebagai Menteri Lingkungan Hidup pertama di Indonesia dan anggota Berkeley Mafia yang membentuk arah pembangunan nasional.
Pemikirannya tentang pembangunan berkelanjutan telah jauh melampaui masanya, dan terus menjadi acuan hingga kini.
Kegiatan yang berlangsung di The Energy Building, Jakarta ini sekaligus menjadi forum strategis untuk membahas isu pembangunan berkelanjutan dan daya saing industri nasional.
Baca juga: Pengajar SIL-UI masuk dalam 2% ilmuwan terbaik dunia
Baca juga: FPCI berikan Climate Hero Award pada Prof Emil Salim
Sementara itu, Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Faisal Malik Hendropriyono menyebut bahwa lahirnya Kementerian Lingkungan Hidup, Amdal, hingga IKLH adalah buah pemikiran Prof Emil Salim.
Gagasan-gagasannya menjadi pijakan awal bagi kebijakan lingkungan. Atas berbagai kontribusi tersebut, UI memberikan penghargaan kepada Prof Emil Salim, terutama terkait perannya dalam isu lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.