Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat empat rumah warga rusak pasca-gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,5 yang mengguncang Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, pada Rabu dini hari.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, mengatakan kerusakan rumah tersebut terjadi pada sejumlah desa di empat kecamatan yakni Gayam, Nonggunong, Talango, dan Saronggi, Kabupaten Sumenep.
“Dari laporan visual di lapangan, kondisi dinding rumah roboh dan puing berserakan ke tanah. Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa,” kata Abdul Muhari.
Pusat gempa ini dideteksi berada di dasar laut pada kedalaman 11 kilometer dengan titik koordinat 7,25 derajat Lintang Selatan (LS) dan 114,22 derajat Bujur Timur (BT), atau jika ditarik garis lurus berada 50 kilometer di sebelah tenggara Kabupaten Sumenep.
Baca juga: Gempa magnitudo 6,5 guncang Sumenep
BNPB mencatat gempa dirasakan sedang hingga kuat di sebagian besar wilayah Madura, Surabaya, Banyuwangi, Situbondo, Probolinggo, Gresik, hingga Mojokerto.
Getaran berlangsung 3–20 detik dan membuat warga panik berhamburan keluar rumah.
Sebagai respons awal, lanjutnya, BNPB melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah terdampak dalam radius 350 kilometer dari pusat gempa.
Baca juga: BMKG catat terjadi empat kali gempa susulan di Sumenep
Pagi ini, kata Abdul Muhari, tim petugas gabungan, termasuk BPBD Sumenep, dijadwalkan melanjutkan kaji cepat untuk memastikan jumlah rumah rusak dan kebutuhan darurat warga.
Sementara itu laporan sementara menyebutkan aktivitas masyarakat mulai kembali normal, meskipun sebagian warga memilih bertahan di luar rumah karena khawatir akan gempa susulan.
BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan melakukan pemeriksaan terhadap bangunan rumah yang retak atau rusak ringan guna mengantisipasi risiko runtuh saat terjadi gempa susulan.
Baca juga: Jumlah bangunan rusak akibat gempa di Sumenep bertambah
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.