Jakarta (ANTARA) - Sutradara terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) tahun 2013 Rako Prijanto melihat daya kecerdasan buatan ("artificial intelligence"/AI) di bidang kreasi video menantang insan kreatif untuk menghasilkan karya yang paling orisinal.
Menurut Rako, paradigma yang berkembang saat ini adalah "AI menghasilkan sesuatu berbasiskan data yang dipandu pengguna ke alatnya".
"AI dan ChatGPT itu 'based on data'. Itu justru harusnya mendorong kita untuk menghasilkan sebuah karya yang original yang belum pernah ada (terpikirkan oleh orang lain)," ujar Rako saat sesi tanya-jawab dalam konferensi pers film animasi "Warkop DKI Kartun" di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin.
Baca juga: Sutradarai film ABG bikin Rako Prijanto ikut meremajakan diri
Maka teknologi yang semakin canggih adalah tantangan bagi pembuat animasi dan sineas film untuk memantik inovasi dan daya kreatifnya melampaui data yang sudah pernah ada, dan menciptakan sesuatu yang benar-benar baru.
Aspek koneksi langsung antara para aktor dengan penggemar juga menjadi penting untuk senantiasa dibangun selama mengapresiasi sebuah karya kreatif.
Menurut Rako, ikatan emosional dan pengalaman bersama antara aktor dengan audiens akan menjadi nilai tambah sebuah karya kreatif buatan tangan manusia, dan tidak bisa ditiru AI.
Baca juga: "Asal Kau Bahagia", gala premiere terbesar untuk Rako Prijanto
"Sensasinya pasti akan sangat beda. Visual (aktor) yang ada beneran, itu akan sangat beda (dengan visual buatan AI). Enggak akan ada promosi seperti saat ini, misalkan pemain datang 'head-to-head' dengan penonton," ujar Rako.
Kuncinya terletak pada kemampuan insan kreatif untuk mempertahankan orisinalitas dan terus membangun koneksi yang mendalam dengan audiens. Dengan demikian, di era AI sekalipun, karya buatan manusia akan selalu memiliki nilai yang tak tergantikan.
Baca juga: Aurora Ribero tidak khawatir terlihat tua di film "Asal Kau Bahagia"
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025