Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengatakan, program percepatan (quick win) di bidang kesehatan merupakan peluang besar bagi industri alat kesehatan dan farmasi nasional untuk berkontribusi serta berkembang.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Lucia Rizka Andalusia mengatakan, tiga program percepatan yang diamanahkan ke Kemenkes adalah pelayanan kesehatan gratis, menurunkan insidensi penyakit sebesar 50 persen dalam lima tahun, dan membangun rumah sakit lengkap berkualitas di seluruh kabupaten dan kota.
"Pemerintah memastikan seluruh pengadaan alkes untuk program ini memprioritaskan produk dalam negeri,” kata Rizka dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan, produk-produk alkes Indonesia terus diarahkan untuk memenuhi standar internasional. Dia mencontohkan, saat ini beberapa alkes dengan teknologi menengah hingga tinggi, seperti MRI dan alat diagnostik penyakit menular, sedang dalam tahap produksi lokal.
Dia juga menyoroti berbagai pencapaian industri alat kesehatan nasional, misalnya kemajuan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan jumlah industri alkes meningkat menjadi 819 unit pada 2024.
“Indonesia telah berhasil meningkatkan nilai investasi sektor alkes menjadi Rp1,25 triliun pada tahun 2024, dengan pertumbuhan rata-rata mencapai 377% dalam tiga tahun terakhir. Ini pencapaian luar biasa yang menunjukkan komitmen kita terhadap penggunaan produk dalam negeri,” ujarnya.
Baca juga: Menkes pastikan RSUD Saiful Anwar masuk daftar penerima bantuan alkes
Kemudian, katanya, sebanyak 17 dari 19 alkes prioritas nasional kini mampu diproduksi di dalam negeri, termasuk perangkat ultrasound dan mobile X-ray yang telah digunakan dalam program skrining kesehatan gratis serta pemberantasan tuberkulosis.
"Produk alkes dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 50 persen telah meningkat tiga kali lipat sejak 2021. Selain itu, produk alkes Indonesia kini mampu menembus pasar internasional, dengan Afrika sebagai salah satu tujuan ekspor yang potensial," kata Rizka.
Oleh karena itu, dia pun menegaskan pentingnya kemandirian industri alkes sebagai bagian dari ketahanan kesehatan nasional.
Dalam keterangan yang sama, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya industri alkes dalam mendukung ketahanan kesehatan nasional sekaligus sebagai salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi.
“Industri alkes ini tidak hanya menjadi tulang punggung ketahanan kesehatan nasional, tetapi juga memberikan kontribusi besar pada lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi,” ujar Luhut.
Untuk mendukung kemandirian ini, katanya, pemerintah memastikan bahwa seluruh belanja pemerintah, termasuk pengadaan fasilitas kesehatan yang dibiayai BPJS Kesehatan, wajib menggunakan produk alkes lokal dengan standar internasional.
Dia juga menyoroti pentingnya investasi di sektor alkes untuk mendorong inovasi dan meningkatkan daya saing global. Produk alkes buatan Indonesia, seperti perangkat ultrasound dan mobile X-ray, kini mampu bersaing di pasar internasional, termasuk di Afrika.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025